Saturday, July 27, 2019

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Meriah, Pembukaan Kemah Pramuka 1000 Tenda

Posted: 27 Jul 2019 07:33 AM PDT

BANYUANYAR – Pembukaan kemah pramuka 1000 tenda yang digelar oleh Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Probolinggo di Bumi Perkemahan Jatiraya P-25A Banyuanyar, Jum'at (26/7/2019) malam berlangsung semarak.

Kemah 1000 tenda yang dibuka oleh Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Probolinggo Kak Drs. HA Timbul Prihanjoko ini diisi dengan beragam atraksi seni dan budaya. Seperti tari Kiprah Glipang, Tari Re Re Re, PBB kreasi hingga aksi bela diri.

Pembukaan kemah 1000 tenda ini dihadiri oleh Kasdim 0820 Probolinggo Mayor Inf. Teguh Hery Wignyono, perwakilan dari Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Jawa Timur, perwakilan Perhutani KPH Probolinggo, sejumlah Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan Forkopimka Banyuanyar serta para pengurus Kwartir Ranting (Kwaran) Gerakan Pramuka se-Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan kemah 1000 tenda yang digelar Jum'at hingga Senin (26-29/7/2019) ini diiikuti oleh 7000 orang peserta didampingi 1000 orang pembina serta 250 orang panitia. Mereka berkumpul dalam 1000 tenda yang ada di lokasi Bumi Perkemahan Jatiraya P-25A Banyuanyar. Menariknya, dalam kesempatan tersebut Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Probolinggo Kak Drs. HA. Timbul Prihanjoko didampingi sejumlah pengurus juga turut serta mendirikan tenda dan bermalam dalam kegiatan tersebut.

Dalam sambutannya Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Probolinggo Kak Drs. HA. Timbul Prihanjoko mengungkapkan kegiatan kemah 1000 tenda ini diikuti oleh ribuan peserta. Hal ini membuktikan adanya suatu kerja keras, kebersamaan dan hubungan yang baik antara kwartir cabang, kwartir ranting dan gugus depan pangkalan sekolah SD/MI dan SMP/MTs se-Kabupaten Probolinggo.

"Mempersiapkan kader-kader bangsa kedepan yang berkualitas di era saat ini tidak mudah dan harus kita rintis dengan memberikan pendidikan bagi generasi muda sejak dini. Yakni, saat anak-anak melalui pendidikan formal di sekolah dan pendidikan non formal seperti gerakan pramuka yang kita cintai bersama," ungkapnya.

Menurut Kak Timbul, melalui pendidikan gerakan pramuka adik-adik diberikan keterampilan-keterampilan, pionering, penjelajahan, berkemah, persahabatan dan keseimbangan di alam bebas. "Sehingga melalui pendidikan di gerakan pramuka adik adik akan menjadi generasi yang tanggap, tangguh, trampil, patriotik dan cinta tanah air," jelasnya.

Kak Timbul menerangkan melalui aktifitas dalam perkemahan di alam bebas yang secara terencana dan terjadwal dapat pula mengurangi waktu luang yang memungkinkan masuknya pengaruh negatif seperti kenakalan remaja mengarah pada miras, narkoba, pergaulan bebas dan lain-lain.

"Saya mengajak adik-adik sekalian untuk menghayati dan menetapkan Darma Pramuka sepert janji pramuka siaga. Patuh kepada ayah bundanya, berani dan tidak pernah putus asa, termasuk pula Dasa Darma dan Tri Satya Pramuka," terangnya.

Kepada para peserta kemah 1000 tenda Kak Timbul mengharapkan untuk mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan gembira. Menjaga kesehatan dan gunakan waktu istirahat sesuai jadwal yang ditetapkan. Lakukan kerja sama sesama anggota regu dan mencari teman sebanyak-banyaknya. Berupaya memperoleh prestasi karena kegiatan 1000 tenda ini merupakan ajang seleksi menuju Jambore Daerah Jawa Timur. Sekaligus menjaga kebersihan lingkungan tenda masing-masing.

"Bagi Pembina, dampingi adik-adik dengan penuh rasa saying, upayakan memberi motivasi kepada adik-adik untuk bersemangat dan berprestasi dan jadikan kegiatan ini sebagai media pembelajaran dan pengalaman untuk digunakan di masing-masing kwartir ranting," pungkasnya. (wan)

Batik Tulis Biru Lancor Terkenal Dengan Nuansa Motif Klasik

Posted: 27 Jul 2019 06:15 AM PDT

LECES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kawal terus tumbuh kembang pengusaha UKM/IKM yang ada di wilayah pedesaan. Dalam hal ini Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala kepada para pengusaha UKM/IKM.
Dalam kegiatan tersebut selain melakukan pembinaan langsung, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro menyerap dan menampung segala aspirasi pengusaha UKM/IKM. Tujuan kedua yakni untuk melihat dan menangkap peluang yang masih memungkinkan untuk dikembangkan didalamnya.
Kali ini, Kamis (18/7//2019) siang, giliran galeri batik tulis Biru Lancor kebanggaan Kecamatan Leces menerima kunjungan tim monev perkembangan usaha mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo. Tim monev ingin menggali lebih dalam karakter dan ciri khas pada produk batik Biru Lancor yang terkenal dengan motif klasik batik dan cukup diminati kalangan luar kota tersebut.
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Johny Suryono, Owner Galeri Batik Biru Lancor. Johny mengaku senang hati sekaligus bangga karena telah turut serta melestarikan salah satu warisan budaya budaya nenek moyang suku Jawa yakni batik tulis.
Batik Biru Lancor adalah batik yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter dan kultur wilayah Kecamatan Leces pada khususnya dan Kabupaten Probolinggo secara meluas dengan menonjolkan motif-motif bernuansa klasik sebagai ciri khasnya. "Desain batik kami sangat diminati dan diapresiasi oleh kalangan di luar daerah Kabupaten Probolinggo, seperti daun mangga dan bunga teratai dengan modifikasi sulur-sulur dan berukir-ukir klasik," jelas Johnny Suryono.
Johny menambahkan adanya unsur-unsur goresan batik klasik seperti babon angkrem dan kawung pada sebuah desain batik akan menimbulkan kesan elegan dan menceritakan budaya dan pribadi bangsa Indonesia terutama Jawa. Meskipun tema yang diangkat didalamnya adalah ikon umum seperti bawang merah, daun kelor, mangga dan angin.
"Sebagai insan batik, kami berharap Kabupaten Probolinggo mempunyai ikon yang benar-benar memberikan identitas produk batik khas Kabupaten Probolinggo, sehingga kami juga bisa turut meramaikan kancah-ranah dunia perbatikan Kabupaten Probolinggo sesuai dengan ikon Kabupaten Probolinggo namun dengan ciri khas masing-masing batik lainnya di Kabupaten Probolinggo," tandasnya.
Menyikapi aspirasi tersebut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan, kultur budaya Kabupaten Probolinggo memang merupakan budaya pendalungan. "Ibarat musik melayu tentunya masing-masing daerah akan memiliki ciri khas cengkok suara yang berbeda. Begitu juga dengan batik, ragam dan banyaknya karakter batik Kabupaten Probolinggo adalah kekayaan yang tidak banyak dimiliki daerah lain," ujarnya.
Kedepan pihaknya berharap, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo mampu menjadi katalisator atau penghubung untuk memperkenalkan lebih luas masing-masing karakter khas pada batik Kabupaten Probolinggo. Semangat luar biasa yang dimiliki para pengrajin batik adalah modal besar untuk membawa batik Kabupaten Probolinggo lebih maju dan mendapatkan tempat di kancah regional maupun nasional.
"Peran serta dan supporting Ibu Bupati Probolinggo dalam membina para insan batik yang tiada mengenal lelah juga ibarat nadi bagi para perajin selama ini. Seperti salah satu kebijakan yang dipercayakan kepada perajin batik untuk terus memproduksi batik pelajar Kabupaten Probolinggo. Insya Allah berkahnya sangat dirasakan oleh para perajin," tutup Anung Widiarto. (dra)

Secepatnya Lowongan Kerja Desain Grafis Di Aura Senja Web

Posted: 27 Jul 2019 05:55 AM PDT


Bahan Baku Dari Tiris, Keripik Singkong Rajawali Lolos Uji Kadar Gula

Posted: 27 Jul 2019 06:21 AM PDT

KRAKSAAN – Peluang pasar bagi pengusaha produk olahan keripik singkong fermentasi khas Kabupaten Probolinggo produk unggulan IKM Rajawali Desa Sidopekso begitu terbuka lebar. Pasalnya keripik singkong yang satu ini, selain renyah juga telah lolos uji kadar gula.
Rahasianya ternyata ada pada teknik fermentasi dan bahan baku singkong yang asalnya harus dari Kecamatan Tiris. Namun ternyata bahan baku utama pada produk ini kini semakin sulit didapatkan sejak 4 tahun terakhir. Dengan terpaksa kapasitas produksi dibatasi dan jumlah karyawan pun harus dikurangi.
Keluh-kesah Aput (40) pemilik IKM Rajawali ini menjadi catatan khusus sekaligus oleh-oleh penting bagi tim monitoring dan evaluasi perkembangan UKM oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo saat mengunjungi rumah produksi Rajawali di Perum Sidopekso Permai Kecamatan Kraksaan Kamis (25/7/2019) pagi.
Menurut keterangan pria asal Banten Jawa Barat ini, salah satu penyebab kelangkaan bahan baku singkong Kecamatan Tiris ini dimulai sejak tahun 2015 yang silam. Dimana saat itu para petani ladang di Kecamatan Tiris sedang gencar budidaya komoditi kayu sengon. Dan saat ini kondisi tersebut semakin diperparah dengan gencarnya pengembangan budidaya kopi.
Aput mengungkapkan dirinya juga sempat mencoba beberapa bahan baku singkong keluaran Kecamatan Gading dan Pakuniran yang kadar airnya lebih tinggi. Alhasil pelanggannya banyak yang menolak, karena rasa dan kualitasnya jauh berbeda dengan sebelumnya. Saat ini agar tetap bisa melayani permintaan pelanggan dan agen distributor ia harus mendatangkan singkong dari Malang dan Lumajang.
"Dulu pada waktu singkong Tiris masih mudah kita dapatkan rata-rata produksi kami bisa mencapai 1-2 kuintal perhari. Saat itu kami mampu mempekerjakan 10 orang karyawan. Namun untuk sementara ini kami hanya bisa memberdayakan 5 orang saja dan itu pun hanya paruh waktu," keluh Aput.
"Kami harap ke depannya bahan baku singkong mudah didapatkan, karena pengusaha keripik singkong selain saya juga banyak dan mengeluhkan hal yang sama," imbuhnya.
Menyikapi keluhan tersebut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto akan segera mengupayakan koordinasi lintas sektor bersama-sama OPD terkait. Pihaknya juga berharap agar segera mendapatkan jalan keluar yang terbaik, sehingga ke depan akan tercipta kembali supply and demand pada komoditi singkong Tiris ini.
"IKM Rajawali ini sudah memahami teknik pengolahan singkong dengan baik bahkan produknya sudah memiliki lisensi dari lembaga sertifikasi. Inovasi dan diversifikasi produk juga sudah cukup memadai namun karena bahan baku yang kurang memadai, akhirnya mereka hanya memilih untuk produksi dua jenis produk saja," tutup Anung Widiarto. (dra)

Kampung Komak Kedungrejo Pasarkan Produk Via Jual Beli Online

Posted: 27 Jul 2019 06:08 AM PDT

BANTARAN – Mengintip keberadaan Kampung Komak Desa Kedungrejo Kecamatan Bantaran yang saat ini sedang bergeliat dan bergairah dengan ragam produk UKM/IKMnya. Kondisi ini ternyata tidak lepas dari keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tunas Bangsa yang berperan besar sebagai wadah pemasarannya.
Dengan hanya bermodal gerai/display produk unggulan UKM/IKM yang baru saja diresmikan itu, BUMDes Tunas Bangsa sukses menarik kehadiran banyak pelanggan. Sekilas tampilannya terlihat sederhana, namun siapa kira dibalik kesederhanaannya itu transaksi melalui aplikasi jual beli onlinenya begitu fantastis.
Berkah jalinan kerjasama mutualisme ini ternyata tidak hanya dirasakan oleh para pelaku UKM di daerah penghasil komak ini saja, namun juga meluas kepada UKM luar kecamatan yang turut memasarkan produknya seperti Kopi Krucil, Abon Pajarakan serta produk unggulan daerah lainnyapun ikut nampang pada gerai berukuran 5×4 meter itu.
Saat itu tim monitoring dan evaluasi (monev) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo berkesempatan untuk mengunjungi gerai dan pusat pengolahan produk BUMDes Tunas Bangsa yang berlokasi sangat strategis. Yakni, di pinggir jalan Kecamatan Bantaran Dusun Kedungjambang RT 11 RW 05 Desa Kedungrejo yang sangat ramai dengan lalu lalang pengguna jalan.
"Ini adalah contoh sebuah BUMDes yang ideal, dimana keberadaannya mampu mensejahterakan masyarakat sekitar khususnya para pelaku UKM," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto saat berkunjung bersama tim monitoring dan evaluasi perkembangan usaha mikro, Kamis (18/7/2019) siang.
Anung sangat mengapresiasi komitmen besar dan visi misi BUMDes Tunas Bangsa ini. Pihaknya berharap akan muncul BUMDes-BUMDes serupa di wilayah kecamatan lainnya. Dimana keberadaannya dapat menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku UKM/IKM sebagai mitra dagang dan wadah kerja sama mutualisme.
"Kabupaten Probolinggo memiliki 325 desa yang selama ini selalu didorong untuk melahirkan pengusaha kecil menengah. Alangkah indahnya jika di setiap kecamatan, minimal ada satu yang berperan besar seperti BUMDes Tunas Bangsa ini yang keberadaannya nyata untuk mensejahterakan masyarakat," tandasnya.
Sementara Imam Suraji (54), Ketua BUMDes Tunas Bangsa mengemukakan, sejak awal terbentuknya BUMDes yang dikelolanya itu, dirinya memang memprioritaskan untuk penjualan secara online. Selain mudah dan murah, produk-produk yang dipasarkan juga berpeluang untuk transaksi-tansaksi besar.
"Alhamdulillah pada akun 'Inmi Sumber Rejeki' pada aplikasi jual beli online Bukalapak milik kami. Transaksi kami rata-rata berkisar Rp 10-15 juta per hari. Belum lagi ditambah transaksi langsung pada gerai BUMDes Tunas Bangsa," papar Imam Suraji saat itu.
"Pada awalnya kami hanya fokus untuk memasarkan produk unggulan khas Kecamatan Bantaran seperti sirup pokak, pie kopi, pie komak, krupuk komak, kunyit asam, tepung komak dan kunci sirih. Kini gerai kami juga ramai dengan produk UKM kecamatan lain," imbuhnya sambil tersenyum bangga. (dra)

Produk Olahan Bawang Merah Miliki Daya Saing Tinggi

Posted: 27 Jul 2019 06:02 AM PDT

DRINGU – UKM Dua Putri Sholehah Desa Tegalrejo Kecamatan Dringu menerima kunjungan tim monitoring dan evaluasi (monev) UKM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo, Kamis (18/7/2019) pagi.
Cita rasa dan kualitas salah satu produk olahan makanan unggulan Kabupaten Probolinggo ini sukses membawa nama daerah Kabupaten Probolinggo tidak hanya terkenal penghasil bawang merah saja, namun juga sebagai penghasil olahan bahan pangan berbahan baku bawang merah yang berdaya saing tinggi.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan kunjungannya bersama tim monev ini adalah untuk melihat dari dekat perkembangan pesat pada industri pengolahan bawang merah yang terkenal dengan nama produk Hunay ini.
Pihaknya meyakini industri pengolahan bawang merah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan lebih luas di desa-desa lain penghasil bawang merah. Mengingat bahan baku bawang merah di Kabupaten Probolinggo memang sangat melimpah dan budidayanya kini telah menyebar.
Oleh sebab itu Anung berharap keberhasilan ini juga bisa diikuti oleh pelaku UKM lainnya. Jika ini terwujud bukan tidak mungkin Kabupaten Probolinggo juga akan dikenal sebagai sentra penghasil olahan bawang merah.
"Menurut saya ini sangat luar biasa, dimana produk Hunay ini telah mampu merubah image masyarakat luas bahwa bawang merah tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap bumbu dapur saja, tapi juga mempunyai nilai ekonomis tinggi jika diolah sebagai bahan pangan," kata Anung Widiarto
Senada dengan hal tersebut, Nurul Khotimah (35) selaku Ketua UKM Dua Putri Sholehah sekaligus pelopor pemberdayaan aneka olahan bawang merah itu mengaku dengan senang hati menerima siapapun yang berniat untuk belajar pengolahan bawang merah di tempatnya.
Diakui oleh ibu dua orang anak ini bahwa selama tiga tahun terakhir UKMnya sering sekali dikunjungi oleh para petani maupun para pelaku usaha kecil utamanya dari luar daerah. Hal ini menandakan bahwa prospek bisnis olahan bawang merah masih sangat luas.
"Kami berharap akan bermuculan para pelaku usaha pengolahan bawang merah lainnya dari Kabupaten Probolinggo, karena peluang pasarnya masih sangat terbuka luas. Sampai saat ini setiap harinya kami harus menyediakan tiga kuintal bawang merah grade A-B untuk mencukupi pesanan," tandasnya. (dra)
SHARE

Author: verified_user

0 comments: