Wednesday, January 9, 2019

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Kementan RI Agung Hendriadi , Panen Jagung Bersama Di Probolinggo

Posted: 09 Jan 2019 05:26 AM PST

PAITON,PORTAL PROBOLINGGO – Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) RI Agung Hendriadi melakukan kunjungan ke Kabupaten Probolinggo dalam rangka panen jagung bersama dan memantau ketersediaan jagung di Gapoktan Sido Rukun Desa Alas Tengah Kecamatan Paiton, Rabu (9/1/2019) siang.

Dalam kunjungan ini Agung Hendriadi didampingi oleh Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Sri Widayati, Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI Bambang Sugiharto, Ketua Satgas Pangan Mabes Polri Kombes Pol Helfi Asshegaf, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak Desianto Budi Utomo, perwakilan Perum Bulog serta perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

Kedatangan Agung Hendriadi di Desa Alas Tengah Kecamatan Paiton disambut oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari, Ketua Gapoktan Sido Rukun Babun dan segenap petani yang ada di wilayah Kecamatan Paiton.

Begitu sampai di Desa Alas Tengah Kecamatan Paiton, Agung Hendriadi dan rombongan dari Kementan RI langsung melakukan panen jagung bersama di lahan milik anggota Gapoktan Sido Rukun. Kemudian melihat-lihat kondisi hamparan tanaman jagung yang ada di lokasi tersebut.

Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari mengungkapkan pemantauan ketersedian jagung ini merupakan kebijakan dari pemerintah pusat terkait produksi jagung di Jawa Timur. Pihaknya bersyukur karena dari pertemuan tersebut pemerintah pusat mengakui bahwa di Kabupaten Probolinggo masih cukup untuk mensupplay kebutuhan stok pangan jagung di Jawa Timur.

"Dalam rangka menunjang harga jagung, alat pengeringan jagung memang sangat dibutuhkan. Untuk mengurangi biaya produksi tani, alat pemipil jagung sangat diperlukan. Harapannya harga jagung stabil sehingga harga pakan ternak stabil. Sehingga pada akhirnya harga telur ayam ikut stabil. Serta bisa terus surplus jagung untuk menunjang ketahanan jagung di nasional," katanya.

Menurut Hasyim, rata-rata produksi jagung setiap tahunnya di Kabupaten Probolinggo berkisar antara 200 ribu hingga 250 ribu ton. Sementara yang dikonsumsi oleh masyarakat sebesar 4.000 hingga 5000 ton. Sehingga masih terdapat surplus yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional.

"Saat ini areal tanaman jagung di Kabupaten Probolinggo turun dibandingkan dengan sebelumnya. Oleh karenanya diharapkan kepada Gapoktan tolong manfaatkan lahan yang ada jangan sampai lahan itu tidak tertanami. Karena sudah ada bantuan berupa sumur bor untuk mengatasi kekurangan air," pungkasnya.

Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI Agung Hendriadi mengharapkan agar pada bulan Januari 2019 ini panen jagung petani bisa mencapai 100 ribu ton. Kalau tercapai, maka capaian tersebut sama dengan jagung yang diimpor tahun 2018 sehingga memenuhi kebutuhan pakan ternak.

"Tahun 2018 kemarin, produksi jagung di Indonesia, khususnya Jawa Timur mencapai 1,3 juta ton. Mudah-mudahan tahun ini produksinya bisa mencapai 1,2 juta ton. Yang menjadi kendala bukan karena kekurangan produksinya, tetapi harganya yang jatuh," katanya.

Lebih lanjut Agung menghimbau kepada seluruh petani untuk bersama-sama menjaga supaya harga jual jagung wajar dan stabil, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Sebab jika terlalu tinggi maka peternak ayam petelur akan merugi. Dengan demikian harga telur akan mahal dan membingungkan peternak dalam menjual produksi telur ayamnya.

"Marilah bersama-sama menjaga agar harga jagung di tingkat petani dan peternak seimbang. Sehingga harga telur tidak terlalu mahal. Pemerintah sudah menetapkan HET jagung sebesar Rp 3.150 per kg. Jika ada yang menjual dengan harga Rp 4.000 per kg masih wajar. Dengan begitu maka harga telur di tingkat produsen mencapai Rp 18 ribu per kg dan konsumen Rp 24 ribu per kg. Kalau bisa harga ini terus dijaga pada waktu panen raya pada bulan Maret 2019 mendatang," ajaknya.

Agung mengharapkan agar pada panen raya Maret mendatang menjadi awal bangkitnya kembali ketersediaan jagung di Indonesia. Memang saat bulan Oktober hingga Pebruari harga jagung tinggi. Tetapi pada waktu panen raya bulan Maret harganya turun drastis. "Mudah-mudahan harga jual jagung ini tidak terlalu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak ayam petelur," terangnya.

Menurut Agung komoditas pertanian adalah konsumen utama pertanian. Pemerintah tidak bisa selamanya melakukan intervensi. Oleh karenanya perlu diingat bahwa antara petani dan peternak ayam petelur adalah bersaudara. Harga jagung harus membawa berkah bagi semuanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak ayam petelur.

"Marilah bersama-sama memikirkan peternak ayam petelur di sekelilingnya supaya tidak ada kesenjangan harga. Sehingga harga telur bisa stabil dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Buatlah harga yang tepat dan saling menguntungkan antara petani jagung dan peternak ayam petelur," pungkasnya.

Sedangkan Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak Desianto Budi Utomo menyampaikan pengguna jagung terbesar adalah pabrik pakan ternak dan peternak ayam mandiri. Biasanya kebutuhan terbesar berasal dari daerah Kediri dan Blitar.

"Kami senang petani menanam jagung dalam jumlah banyak, tetapi harganya jangan terlalu mahal supaya bisa membantu pakan ternak dan peternak ayam petelur. Untuk jagung kering sawah dengan kadar air 35% harganya mencapai Rp 4.250 per kg. Tetapi jika kadar airnya sampai 15%, harganya bisa mencapai Rp 5.358 per kg.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Sri Widayati. Menurutnya, peternak ayam ras petelur mengharapkan adanya patokan harga jagung. Biasanya harganya berkisar Rp 3.510 per kg dan bisa Rp 4.000 per kg di level produsen.

"Kami terus berupaya bagaimana petaninya tetap happy dengan harga jual jagung yang didapatnya tetapi peternaknya jangan sampai menangis karena jagungnya terlalu mahal. Karena akan merepotkan dalam menentukan harga penjualan telur. Ayo Gapoktan berkolaborasi dengan peternak ayam ras petelur di Blitar," pintanya. (Zidni Ilman)

Tahun 2018, Perpustakaan Daerah Dikunjungi 26.946 Orang

Posted: 08 Jan 2019 11:45 PM PST


KRAKSAAN,PORTAL PROBOLINGGO – Hingga akhir tahun 2018, pengunjung perpustakaan daerah (perpusda) di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Probolinggo meningkat signifikan dibandingkan tahun 2017. Sejak Januari hingga Desember 2018, perpustakaan daerah sudah dikunjungi 26.946 orang. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2017 dalam rentan waktu yang sama. Dimana pengunjungnya hanya 24.700 orang.

Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispersip Kabupaten Probolinggo Wiwit Suryaningsih. Menurutnya, tahun ini pihaknya menargetkan jumlah pengunjung perpustakaan sebesar 24.000 orang. "Dengan jumlah 26.946 orang pengunjung perpustakaan daerah, berarti capaiannya sebesar 112% dari target 24.000 orang pengunjung," katanya.

Menurut Wiwit, para pengunjung perpustakaan banyak didominasi oleh kalangan pelajar sebanyak 16.955 orang atau 63%. Disusul mahasiswa sebanyak 3.122 orang atau 12%, PNS sebanyak 1.345 orang atau 5% dan swasta sebanyak 5.524 orang atau 20%.

"Buku-buku yang paling banyak dicari adalah buku-buku fiksi seperti novel dan cerpen. Kemudian disusul buku-buku agama dan buku teknologi terapan di urutan ketiga," jelasnya.

Hingga saat ini jelas Wiwit, perpustakaan daerah Dispersip memiliki koleksi 53.833 eksemplar buku dengan 32.994 judul buku. "Buku-buku ini tertata rapi di ruang baca perpustakaan daerah maupun perpustakaan keliling yang setiap saat berkunjung kepada masyarakat, baik lingkungan sekolah maupun desa," terangnya.

Selain jumlah pengunjung di perpustakaan daerah, mulai pertengahan Nopember 2018 lalu Dispersip juga sudah memiliki layanan perpustakaan digital yang bisa diakses oleh masyarakat. Dari target 1.000 user hingga akhir tahun 2018, jumlah user yang memanfaatkan aplikasi tersebut mencapai 1.105 user.

"Untuk tahun 2019, jumlah pengunjung perpustakaan daerah kami target sebesar 26.000 orang. Sementara untuk layanan perpustakaan digitalnya, kami memasang target sebanyak 2.000 user," kata Pustakawan Dispersip Kabupaten Probolinggo Hesthiyono Suko Adhi.

Menurut Hesthi, tahun 2019 ada program inovasi yang akan dilakukan Dispersip Kabupaten Probolinggo untuk mendongkrak tingkat kunjungan dan literasi masyarakat. Seperti sosialisasi perpustakaan digital kepada masyarakat baik lingkungan pendidikan maupun desa.

"Kami akan kerja sama dengan pihak pengembang perpustakaan digital. Nantinya pihak pengembang akan memberikan hibah dengan strategi pengunjung perpustakaan digital bisa meningkat," tegasnya.

Selain itu juga akan melakukan replikasi perpustakaan desa (perpusdes) pada 10 desa di Kabupaten Probolinggo. "Serta program Dolanan (Dongeng Keliling Anak). Nantinya akan ada kegiatan mendongeng sesuai dengan kapasitas masing-masing. Rencananya dalam sebulan akan ada 1 hingga 2 kali kunjungan saja. Harapannya anak-anak yang dikunjungi bisa senang dengan program Dolanan ini," pungkasnya. (Zidni Ilman)

Rekrutmen PT ANTAM Tbk

Posted: 08 Jan 2019 07:56 PM PST


sumber
http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&lang=id&id=381&Itemid=177

https://antamlogammulia.typeform.com/to/o9R00q

Dibutuhkan Mekanik dan Bagian Umum Di Bengkel Tomo

Posted: 09 Jan 2019 12:04 AM PST


SHARE

Author: verified_user

0 comments: