Tuesday, December 25, 2018

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Pemkab Probolinggo Kembali Raih Anugerah Parahita Ekapraya

Posted: 25 Dec 2018 09:33 AM PST


JAKARTA – Di penghujung tahun 2018 ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kembali memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat. Tahun ini Pemkab Probolinggo kembali raih penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya Kategori Madya.

Penghargaan yang diserahkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise itu diterima oleh Wakil Bupati Probolinggo Drs. HA Timbul Prihanjoko, Rabu lalu (19/12/2018) di Istana Wakil Presiden (Wapres) RI di Jakarta. Penyerahan penghargaan tersebut juga disaksikan oleh Wapres RI Jusuf Kalla.

Pada kesempatan tersebut Wapres Jusuf Kalla bersama Menteri Yohana Yembise secara simbolis memberikan penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya 2018 kepada sembilan kementerian/lembaga, 22 Pemerintah Provinsi dan 159 Pemerintah Kabupaten/Kota.

Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) yang berkomitmen mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam program pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) melalui strategi pengarusutamaan gender (PUG).

Terdapat 4 (empat) kategori penghargaan yang diserahkan, yakni Kategori Pratama diberikan kepada 2 (dua) Provinsi dan 44 Kabupaten/Kota, untuk Kategori Madya diberikan kepada 1 (satu) Kementerian, 8 Provinsi dan 75 Kabupaten/Kota, Kategori Utama diberikan kepada 1 (satu) Kementerian, 8 (delapan) Provinsi, dan 36 Kabupaten/kota, untuk kategori tertinggi Mentor diberikan kepada 6 (enam) Kementerian/lembaga, 4 (empat) Provinsi dan 4 (empat) Kabupaten/Kota.

Pada sambutannya Wapres Jusuf Kalla menegaskan ada 3 (tiga) issue besar didunia, yakni demokratisasi, perubahan iklim, dan kesetaraan gender. Untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan harus melaksanakan program kegiatan kementerian/lembaga, serta memiliki inovasi dalam penerapan kesetaraan gender, serta melakukan pembinaan Pengarusutamaan Gender (PUG) kepada kementerian/lembaga lainnya dan pemerintah daerah.

Sementara itu Menteri PPPA Yohana Yembise bahwa, Penghagaan APE ini sebagai apresiasi untuk semakin memotivasi Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam melaksanakan berbagai inisiatif untuk mewujudkan suksesnya proses pembangunan yang adil. Semua stakeholder agar dapat bekerja sama, berkolaborasi, dan saling bahu membahu mengemban amanah negara yang menjadikan perempuan dan anak Indonesia berada pada garis aman, mandiri, bermartabat dan berkualitas.

Kepala DPPKB Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto pada kesempatan terpisah menjelaskan penghargaan tersebut merupakan hasil kerja keras dan sinergitas OPD di lingkungan Pemkab Probolinggo bersama pemangku kepentingan dan masyarakat Kabupaten Probolinggo. "Semoga penghargaan yang diraih ini dapat memacu dan meningkatkan pelaksanaan program kegiatan pembangunan bidang pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di Kabupaten Probolinggo.

Penghargaan Anugrah Parahita Ekapraya ini diserahkan setiap 2 (dua) tahun sekali dan Kabupaten Probolinggo meraih yang kedua kalinya setelah pertama kali menerima penghargaan yang sama tahun 2016.

Prestasi ini merupakan apresiasi atas komitmen Pemkab Probolinggo yang tercantum dalam Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo. Salah satunya adalah mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam program pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui strategi pengarusutamaan gender.(y0n0)

Penanganan Pasca Bencana Alam Desa Andungbiru Terus Dilakukan

Posted: 24 Dec 2018 04:51 PM PST

TIRIS – Aktivitas penanganan pasca bencana alam di Desa Andungbiru Kecamatan Tiris terus dilakukan. Berdasarkan informasi Dansatgas / Poskotis Penanggulangan Bencana Alam Desa Andungbiru Mayor Arh. Ciptadi, Senin (24/12/2018) secara umum situasi dan kondisi wilayah Desa Andungbiru Kecamatan Tiris relatif aman terkendali dengan kondisi cuaca di Poskotis hujan sedang. Demikian pula di Dusun Kedaton dan Lawang Kedaton hujan sedang.

Dilaporkan pula, tanah longsor di Dusun Lawang Kedaton yang menghubungkan dengan Kebun Teh sudah dibersihkan oleh anggota Kodim 0820 dan masyarakat Desa Andungbiru. Meski demikian pemakai jalan diminta berhati-hati sebab kondisi jalan masih licin saat hujan.

Senin pagi usai apel anggota Kodim 0820 dan BPBD Kabupaten Probolinggo bersama masyarakat membantu warga. embersihkan tanah longsor didepan rumah Bapak Suko Warno Dusun Sumber Kapong. Dilakukan juga pemerataan tanah longsor di Dusun Lawang Kedaton menuju Kebun Teh.

Aktivitas pembuatan pangkal jembatan di Dusun Kedaton masih terus dilakukan. Personel Kodim 0820 membangun dinding penahanan air di kantor desa Andungbiru dilanjutkan pembersihan kantor desa oleh Perangkat Desa Andungbiru. Sementara Tim Kesehatan dan Dinas Sosial melaksanakan Rutinitas Pelayanan Kesehatan dan Memasak di Dapur Umum. Aliran listrik PLN juga sudah normal.

Stok logistik yang msh ada di Poskotis diserahkan kepada Kecamatan Tiris yang diwakili Kasi Pembangunan Samiudin disaksikan Kapolsek Tiris AKP. Supardiyono , Babinsa Andungbiru dan Kades Andungbiru dan Perangkat Desa Andungbiru.

Logistik yang diserahkan adalah mie instant 187 dus, air mineral 198 dus, sabun 31 biji, gula 130 kilogram, paket sembako 26 paket, ikan Asin 3 dus, deterjen 7 bungkus, beras 5 kilogram 50 sak, beras 25 kg 5 Sak. Seluruh logistik ditempatkan di tenda logistik BPBD.Hari itu juga masih diterima bantuan logistik dari Polres Probolinggo berupa 100 dus mie instant dan 100 dua air mineral.

Diinformasikan juga Status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Longsor selesai pada hari Selasa (25/12/2018) dan dilanjutkan pemulihan. Sehubungan hal tersebut, mulai hari dan tanggal itu tugas pemulihan diserahkan ke tingkat Forkopimka.(i0n)

Lestarikan Hutan Dan Satwa Liar

Posted: 24 Dec 2018 04:48 PM PST

KRUCIL – Upayakan pelestarian hutan dan satwa liar, Pemerintah Desa (Pemdes) Kalianan kecamatan Krucil menggandeng PROFAUNA Indonesia dan komunitas fotografer satwa liar Probolinggo melalui kegiatan Wild Animals Watching (WAW) di Air terjun Kalipedati, Minggu (23/12/2018 2018) pagi.

Kegiatan edukatif, rekreatif dan menawarkan sensasi petualangan alam bebas ini diikuti oleh ratusan peserta yang sudah mulai berdatangan sejak sehari sebelumnya. Tidak hanya diikuti kalangan umum dari luar Probolinggo, kegiatan ini juga menarik minat para pengamat dan mahasiswa biologi dan Rimbawan dari Universitas Jember, UIN Malang, UMM dan Universitas Brawijaya.

Sejak dilepas pada titik awal, seluruh peserta sudah mulai terlihat sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Ada yang sibuk mengamati vegetasi dan mencatat, ada yang serius memotret ragam jenis satwa liar, bahkan aktifitas swafoto pun selalu mewarnai di sepanjang jalur menuju spot air terjun Kalipedati.

Bagi pemerhati lingkungan dan pecinta alam, air terjun yang berada di Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) KRPH Krucil ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Beragam jenis vegetasi yang menjulang diantara dinding tebing yang menjulang, seakan menjadi rumah tinggal ideal bagi keragaman hayati didalamnya, mulai dari jenis serangga, reptil, burung dan primata.

Menyadari akan potensi wisata yang dimiliki ini, pemerintah Desa Kalianan bersama segenap elemen masyarakat dan pemuda setempat seakan tergugah dan turut andil dalam supporting kegiatan ini. Salah satunya adalah dengan mengenalkan air aren (La'ang) yang menjadi salah satu komoditi desa Kalianan.

Setiap peserta, tanpa terkecuali disuguhi La'ang gratis, dan uniknya la'ang ini disajikan secara tradisional yaitu meminum langsung dari tempat tampung bambu petung dengan menggunakan sedotan alami bambu dan gelas bambu. Karena rasa yang unik dan menyegarkan itu, dengan sekejap saja dua pikul La'ang pun ludes.

"Kegiatan WAW memang sering kami laksanakan di kawasan – kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan. Seperti yang kita lihat, selain memiliki peran ekologi dan ekosistem, hutan yang lestari juga memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat disekitarnya," ungkap Rosek Nursahid, pendiri PROFAUNA Indonesia.

Konsultan wisata sekaligus Wildlife Education Trainer ini juga menawarkan kepada Pemdes Kalianan untuk memberikan pelatihan dan edukasi khusus bagi kader wisata desa Kalianan agar potensi air terjun Kalipedati dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah desa kedepannya.

"Kalau dibutuhkan kami juga siap memberikan training khusus kepada kader masyarakat untuk persiapan pengembangan wisata yang sesuai di kawasan air terjun Kalipedati ini," tandasnya.

Sementara Tukimin, KSS Kelola SDHL Perum Perhutani KPH Probolinggo menyampaikan apresiasi terhadap sinergi yang baik sehingga terlaksananya kegiatan positif di kawasan KRPH Krucil ini. Potensi alam yang terjaga memang patut untuk dikembangkan, agar kelestariannya terus terjaga sampai generasi berikutnya.

"Kami menghimbau kepada LMDH di desa Kalianan agar terus lebih maju dalam mengelola hutan negara, jaga dan rawat kelestariannya agar kita senantiasa bisa meninggalkan mata air bagi anak cucu kita, bukan air mata," ungkap Tukimin.

Lebih lanjut ia mengemukakan, dengan adanya kunjungan para pengamat satwa untuk mendeteksi keberadaan keragaman hayati di kawasan KPS air terjun Kalipedati, pihaknya berkomitmen untuk melakukan upaya perlindungan didalamnya.

"Kami bersyukur atas kunjungan wisata dan pengamatan ini, kami juga perlu tahu ada berapa jenis spesies fauna yang hidup di kawasan ini. Jadi untuk kedepannya kami juga akan mengupayakan konservasi disini minimal dengan memasang larangan dan himbauan pelestarian," pungkasnya. (Trisianto)

Wow, Tiga Sekolah Raih Penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional

Posted: 24 Dec 2018 04:44 PM PST

JAKARTA – Prestasi membanggakan dipersembahkan oleh 3 (tiga) sekolah di Kabupaten Probolinggo dalam program Adiwiyata tingkat nasional. SMP Bhakti Pertiwi Paiton meraih Adiwiyata Mandiri. Sementara SMPN 1 Pajarakan dan SMAN 1 Paiton meraih Adiwiyata Nasional tahun 2018.

Penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Nasional tahun 2018 diterima oleh Kepala SMP Bhakti Pertiwi Paiton M. Disin Asmoyo, Kepala SMPN 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi dan Kepala SMAN 1 Paiton Ahmad Sudiarto di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, tepatnya di Auditorium Dr. Ir Soedjarwo Gedung Manggala Wanabakti Jakarta Pusat, Jum'at (21/12/2018) siang.

Tahun ini KLHK RI menetapkan sebanyak 279 sekolah Adiwiyata Nasional dan 117 sekolah Adiwiyata Mandiri se-Indonesia. Turut mendampingi dalam kesempatan tersebut pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya menegaskan, program adiwiyata merupakan program andalan untuk mewujudkan warga sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

"Saya berharap program adiwiyata ini bukan cuma sebuah aktivitas biasa, tetapi lebih menekankan pada pembinaan untuk merealisasikan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan," harapnya.

Menurut Siti Nurbaya, sekolah harus bangkit dalam kesadaran sekaligus lomba kesadaraan. Sekolah harus berpartisipasi serta peduli terhadap kebudayaan lingkungan hidup dan tetap memiliki prestasi akademik. "Nanti bakal kami kembangkan bersama untuk mendorong program adiwiyata ini sebagai gerakan nasional," tegasnya.

Sementara Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Rachmad Waluyo mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh SMP Bhakti Pertiwi, SMPN 1 Pajarakan dan SMAN 1 Paiton dalam program Adiwiyata Nasional tahun 2018 dengan harapan mampu memotivasi sekolah-sekolah lain yang ada di Kabupaten Probolinggo untuk menerapkan sekolah yang berbasis lingkungan.

"Alhamdulillah, prestasi Kabupaten Probolinggo bertambah dengan diperolehnya penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Adiwiyata Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Mudah-mudahan ke depan lebih banyak lagi sekolah yang mendapat penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Nasional," katanya.

Untuk program Adiwiyata tahun ini jelas Rachmad, DLH Kabupaten Probolinggo mengusulkan 1 sekolah Adiwiyata Mandiri (SMP Bhakti Pertiwi Paiton) dan 4 sekolah Adiwiyata Nasional (SMAN 1 Paiton, SMPN 1 Pajarakan, SMPN 1 Leces dan SDN Temenggungan). Dari 5 sekolah yang diusulkan Adiwiyata Mandiri dan Nasional sebanyak 3 sekolah yang lolos dan berhak menerima penghargaan. Kriteria penilaian mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

"Semoga penghargaan Adiwiyata Mandiri dan Nasional ini bisa berkelanjutan di tahun depan. Oleh karena itu, kita perlu menanamkan prinsip lingkungan hidup dari semenjak dini sehingga dewasa nanti dalam jiwanya sudah ada kesadaran untuk berupaya melestarikan lingkungan," harapnya. (Zidni Ilman)
SHARE

Author: verified_user

0 comments: