Saturday, August 3, 2019

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Polda Jatim Kerahkan 50 Personil Untuk Pemecahan Rekor Dunia Selam Oleh WASI

Posted: 03 Aug 2019 08:56 AM PDT

MANADO - Antusiasme pemecahan rekor dunia atau Guinness World Record (GWR) yang diselenggarakan Wanita Selam Indonesia (WASI) sangat tinggi di Pantai Kawasan Megamas, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (3/8/2019). Bukan hanya peserta dan penonton, namun juga para petinggi TNI dan Polri.

Seperti Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto yang melintas di atas para penyelam menggunakan helikopter. Keberadaannya yang tak sampai 5 menit itu pun disambut meriah.

Disusul dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta istrinya, Ibu Tri Tito Karnavian yang kebetulan Ketua WASI. Keduanya menggunakan perahu karet menyapa langsung para penyelam yang masih mengambang di permukaan.

Suasana tersebut dimeriahkan pula dengan lagu-lagu kebangsaan. Seperti Lagu Hari Merdeka ciptaan Bapak Husein Mutahar.

"Kita tetap setia tetap setia. Mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia tetap setia. Membela negara kita," bunyi penggal lagu yang ikut dinyanyikan dengan bergelora oleh para penyelam di permukaan.

Diketahui, bukan hanya Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto dan Kapolri. Pejabat Utama Mabes Polri dan para Kapolda di seluruh Indonesia turut menyaksikan aksi pemecahan rekor dunia selam. Yaitu rekor penyelaman massal terbanyak (Most People Scuba Diving) dan pembentangan bendera terbesar di bawah air (Largest Unfurled Flag Underwater).

Hadir pula Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Walikota Manado Vicky Lumentut dan para petinggi TNI wilayah Sulut.

Dalam pemecahan rekor ini, Polda Jatim juga turut andil mengirimkan penyelam di bawah pimpinan Ditpolair dan Kapolda Jatim Irjenpol Luki Hermawan. "Kami kirimkan lima puluh penyelam," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombespol frans Barung Mangera.(choirul/pol) 

Penyelaman Massal Terbanyak dan Pembentangan Bendera Terbesar Bawah Air Siap Dipecahkan Oleh WASI

Posted: 03 Aug 2019 08:51 AM PDT

MANADO - Indonesia akan memecahkan dua rekor dunia penyelaman massal terbanyak (Most People Scuba Diving) dan pembentangan bendera terbesar di bawah air (Largest Unfurled Flag Underwater), Sabtu (3/8). Tak tanggung-tanggung, sebanyak 3100 penyelam berpartisipasi dalam Guinness World Record (GWR) selam yang digelar di Pantai Kawasan Megamas, Manado tersebut.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang datang memberi pada acara Wanita Selam Indonesia (WASI) ini, mengatakan sebelumnya pada 2009 sebanyak 2400 penyelam ikut serta dalam Sail Bunaken. Namun, kali ini penyelam lebih banyak lagi, sehingga bisa memecahkan rekor dunia.

"Hari ini lebih kurang 3100. Mudah-mudahan bisa kita pecahkan rekor ini. Selain rekor penyelam terbanyak, akan dipecahkan pula rekor pembentangan bendera terbesar di bawah air," ungkap Kapolri yang datang untuk memberikan semangat kepada para penyelam.

Kapolri menjelaskan pembentangan bendera terbesar, dalam hal ini merupakan Bendera Merah Putih. Nanti juga akan lanjutkan Upacara Bendera 17 Agustus, Pembentangan bendera terbesar bawah air ini dilaksanaka dalam bentuk upacara, dan pastinya gelaran itu akan di viralkan.

Sebelumnya, aksi pemecahan rekor telah dilakukan WASI bersama 578 penyelam pada Kamis (1/8). Yakni rekor rangkaian manusia terpanjang di bawah air (Longest Human Chain Underwater). Mereka berhasil bergandengan tangan tanpa terputus selama lebih dari 7 menit di laut biru itu.


"Kita juga ucapkan terima kasih dan selamat karena pada 1 Agustus kemarin sudah pecahkan rekor gandengan tangan terbanyak. Untuk itu saya berharap agar hari ini, dua rekor lainnya bisa dipatahkan. Sebab dengan begitu nama Indinesia, nama Manado, dan nama Bunaken semakin mendunia," ujar Kapolri.

Kapolri menegaskan dengan dikenal kancah dunia, akan berdampak mendongkrak pariwisata dan menambah investasi di Indonesia. Welcome to the Indonesia, welcome to the Manado, salah satu destinasi pariwisata yang berkelas internasional.

"Mudah-mudahan upaya kita memberi manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia bukan hanya di Sulawesi Utara dan Manado. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberi kelancaran bagi upaya kita ini. Selamat berjuang," pungkas jenderal bintang empat itu.

Di lokasi, ribuan penyelam yang sudah dikelompokkan telah bersiap untuk memecahkan dua rekor sekaligus. Pengunjung pun tampak antusias. Sebab berbeda dengan pemecahan rekor sebelumnya, pengunjung yang ingin menyaksikan pemecahan rekor dunia hari ini tampak lebih ramai.

Bahkan ada yang membawa seluruh keluarganya untuk menyaksikan aksi tersebut. Apalagi, Sabtu-Minggu Kawasan Megamas menjadi lokasi yang biasa digunakan warga Manado untuk berolahraga. Sebab pemerintah menetapkan hari itu adalah hari bebas kendaraan atau car free day.(Choirul/pol)

Pemkab Lepas Ekspor Bawang Merah Biru Lancor Ke Thailand

Posted: 03 Aug 2019 03:16 AM PDT

DRINGU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) secara resmi melepas ekspor bawang merah varietas Biru Lancor ke Thailand, Sabtu (3/8/2019) siang. Pelepasan ini dipimpin oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko di Pasar Bawang Kecamatan Dringu.

Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Utama PT. Cipta Makmur Sentausa Sri Pujiwanti, Suprio Guntoro perwakilan dari Kementerian Pertanian RI, Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandingan Kabupaten Probolinggo Yulius Christian, perwakilan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait di lingkungan Pemkab Probolinggo, Camat Dringu Hari Kriswanto dan Forkopimka Dringu, Paguyuban Pedagang dan Petani Bawang Merah di Kabupaten Probolinggo.



Pelepasan ekspor bawang merah ke Thailand ini ditandai dengan pemasangan segel di kontainer. Serta pemecahan kendi bersama-sama oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko, Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa Sri Pujiwanti, perwakilan Kementerian Pertanian RI serta para pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentausa Sri Pujiwanti menyampaikan bahwa di tahun 2019 ini pihaknya akan melakukan ekspor bawang merah dengan tujuan Negara Thailand. Pihaknya mengaku sangat bangga dan bersyukur sekali atas hasil bumi Kabupaten Probolinggo karena bisa diekspor ke Thailand. "Ini semua membuktikan produk hasil pertanian khususnya bawang merah Kabupaten Probolinggo mempunyai kualitas yang bagus sehingga bisa diterima di Negara lain," katanya.

Menurut Sri Pujiwanti, PT Cipta Makmur Sentausa sudah 4 tahun ini melakukan ekspor bawang merah dengan kuota rata-rata 800 hingga 1500 ton ke Thailand, Filipina dan Vietnam. Namun sejak tahun kemarin Vietnam dan Filipina menolak produknya sehingga tidak bisa mengekspor ke Vietnam dan Filipina.

"Syukur Alhamdulillah, tahun ini Thailand bisa membuka impornya sehingga kami bisa mengekspor ke Thailand. Akan tetapi pada 25 Agustus ini kami terkendala adanya aturan baru dari Thailand, sehingga impor kami harus segera masuk sebelum tanggal 25 Agustus 2019," jelasnya.

Sri Pujiwanti mengaku bahwa pihaknya sudah 2 kali ini melakukan ekpsor bawang merah Kabupaten Probolinggo. Tahun 2018 kemarin mampu memberangkatkan 1100 ton dan tahun ini akan memberangkatkan 165 ton. Rinciannya pelepasan perdana sebanyak 55 ton dengan dua kontainer dan tahap kedua sebanyak 110 ton.

"Kami minta doanya dari segenap jajaran Pemkab Probolinggo untuk mensupport kami agar kami bisa melakukan ekspor di tahun mendatang. Mengenai peraturan di Negara lain mungkin bisa dibantu oleh pemerintah pusat agar mempermudah perijinan kami dalam melakukan ekspor bawang merah ke luar negeri," pungkasnya.

Sementara Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko mengatakan pelepasan ekspor bawang merah sebagai salah satu kegiatan pengembangan pasar lokal memiliki peran strategis dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini didukung oleh PT. Cipta Makmur Sentausa, Paguyuban Pedagang dan Paguyuban Petani Bawang Merah Kabupaten Probolinggo.

"Selain hanya sebagai media transaksi jual beli bawang merah antara pelaku usaha dan pembeli/konsumen, tetapi juga sebagai referensi untuk menambah pengetahuan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan produktivitas bawang merah di Kabupaten Probolinggo," katanya.

Menurut Sidik, kegiatan pelepasan/launcing bawang merah juga menjadi penggerak bagi berkembangnya ekonomi sektor informal. Yakni, dengan maraknya para pedagang dan petani bawang merah di sekitar kegiatan pelepasan/launcing bawang merah.

"Sebagaimana fungsi pasar, kegiatan pelepasan/launcing bawang merah ini juga memiliki tiga fungsi meliputi sebagai sarana distribusi, pembentukan harga dan sebagai tempat promosi," jelasnya.

Sidik menerangkan bawang merah Kabupaten Probolinggo merupakan bawang merah terbaik di Indonesia dan menjadi pemasok pasar terbesar di kota/kab se-Indonesia seperti pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Mataram.

"Adapun kapasitas bawang merah dari petani ke Pasar Bawang Dringu sebesar 120-150 ton/hari atau Rp 1.320.000.000-Rp 1.650.000.000 dan bawang merah yang keluar dari Pasar Bawang Dringu ke wilayah luar pulau Jawa sebesar 80-100 ton/per hari atau Rp. 880.000.000-Rp 1.100.000.000 dan dalam pulau Jawa sebesar 7-40 ton/per hari atau Rp 77.000.000-Rp 440.000.000," terangnya.

Lebih lanjut Sidik menegaskan, dalam data realisasi tanam panen, produktivitas dan produksi bawang merah pada bulan Januari sampai Juni tahun 2019, luas tanam 2.224 hektar, luas panen 1.006 hektar, produktivitas 15 sampai 17 ton/hektar, total produksi 17.102 ton pada akhir bulan Juni, kawasan sentra bawang merah yang ada Kabupaten Probolinggo adalah Kecamatan Tegalsiwalan 1.457 hektar, Leces 640 hektar, Dringu 2.364 hektar, Banyuanyar 428 hektar dan Gending 1.432 hektar. Jumlah tοtal sentra 6.371 hektar seluruh Kabupaten Probolinggo.


"Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT Cipta Makmur Sentausa, seluruh pedagang dan petani bawang merah serta elemen masyarakat yang telah turut serta meramaikan dan mensukseskan kegiatan pelepasan/launching ekspor bawang merah ini. Semoga kegiatan ini memberikan pengaruh yang positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Probolinggo," pungkasnya. (wan)

Semester Pertama, Serapan Pupuk Bersubsidi Capai 41 Ribu Ton

Posted: 03 Aug 2019 03:12 AM PDT

KRAKSAAN – Serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Probolinggo hingga akhir Juni 2019 atau semester pertama tahun 2019 mencapai 41.613,53 ton. Terdiri dari urea sebanyak 21.908 ton, ZA sebanyak 10.129,05 ton, SP-36 sebanyak 2.504,60 ton, NPK sebanyak 5.893,40 ton dan organik sebanyak 1.178 ton.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono melalui Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Bambang Suprayitno. "Kami terus berupaya menumbuhkan kesadaran petani akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia terhadap lingkungan. Sehingga harapannya ke depan mereka akan beralih menggunakan pupuk organik," katanya.

Menurut Bambang, sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa realokasi pupuk bersubdisi mulai bulan Juni 2019 di Kabupaten Probolinggo sebanyak 83.039 ton. Terdiri dari urea sebanyak 43.442 ton, ZA sebanyak 19.973 ton, SP-36 sebanyak 4.065, NPK sebanyak 11.497 ton dan organik sebanyak 4.065 ton.

"Jumlah ini berkurang sebanyak 196 ton jika dibandingkan dengan alokasi awal tahun 2019 yang mencapai 83.235 ton. Rinciannya, Urea sebesar 43.492 ton, pupuk SP-36 sebesar 4.145 ton, pupuk ZA sebesar 20.039 ton, pupuk NPK sebesar 11.497 ton dan pupuk organik sebesar 4.062 ton," jelasnya.

Setelah mendapatkan realokasi pupuk bersubsidi tersebut terang Bambang, pihaknya juga melakukan realokasi pupuk bersubsidi ini kepada semua kecamatan di Kabupaten Probolinggo.

"Yang menjadi pertimbangan dari pemberian alokasi pupuk bersubsidi ini antara lain data serapan realisasi pupuk bersubsidi mulai Januari 2019, kesesuaian data antara tim verifikasi kecamatan dengan distributor masing-masing produsen, RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) serta jenis komoditi dan luas lahan. Sehingga alokasi setiap kecamatan tidak sama," jelasnya.

Bambang menerangkan salah satu penyebab terjadinya kekurangan pupuk bersubsidi karena pemupukan yang berlebihan dan tidak berimbang. Apalagi petani masih fanatik kepada salah satu jenis pupuk dan tidak mau menggunakan jenis pupuk lain.

"Kami mengharapkan agar para petani di Kabupaten Probolinggo bisa melakukan pemupukan berimbang mulai dari pupuk dasar dan tidak menimbun pupuk bersubsidi. Manfaatkan pupuk bersubsidi sebijak mungkin karena bagaimanapun kuantitasnya terbatas dan lebih memanfaatkan bahan organik untuk menyegarkan atau memulihkan kondisi lahan sehingga daya dukung lahan tersebut tetap terjaga," pungkasnya. (wan)

Siap Ekspor Bawang Merah Biru Lancor Ke Thailand

Posted: 03 Aug 2019 02:39 AM PDT

KRAKSAAN – Menjelang musim panen raya bawang merah di Kabupaten Probolinggo, dua kontainer penuh berisi bawang merah varietas Biru Lancor siap ekspor ke negara Thailand. Rencananya 55 ton komoditi andalan Kabupaten Probolinggo ini akan diberangkatkan, Sabtu (3/8/2019) siang di Pasar Bawang Kecamatan Dringu.

Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari, SE dijadwalkan untuk melepas secara resmi acara launching export perdana bawang merah Biru Lancor tahun 2019 ini bersama PT Cipta Makmur Sentosa. Perusahaan yang bergerak dalam perdagangan expor-impor khusus komoditas bawang merah dan bawang putih ini memang telah bersinergi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo sejak tahun 2018.

"Untuk tahap pertama pada launching perdana pekan ini kami siapkan 55 ton untuk kami kirim ke negara Thailand, kemudian untuk pekan selanjutnya kami jadwalkan untuk mengirim sebanyak 135 ton, kurang lebih empat kontainer dan seterusnya sampai memenuhi kuota ekspor kami di tahun 2019 ini," jelas Sri Pujiwanti, Direktur Utama PT Cipta Makmur Sentosa saat melakukan pertemuan audiensi bersama Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko, Jum'at (2/8/2019) pagi.

Dalam paparannya Sri Pujiwanti menuturkan, selama dua tahun ini pihaknya memang selalu mengandalkan varietas bawang merah Biru Lancor untuk memenuhi standar permintaan importir negara luar. Kualitas Biru Lancor keluaran Kabupaten Probolinggo memang juara jika diadu dengan varietas bawang merah daerah lainnya.

"Tahun 2018 kemarin untuk negara Vietnam dan Myanmar kuota ekspor kami mencapai total 282 ton dalam satu tahun. Kami harap tahun ini bisa melebihi kuota tersebut. Oleh karena itu support dan fasilitasi koordinasi perijinan antar pemangku pemerintahan untuk kelancaran proses ekspor kali ini sangat kami harapkan," tandasnya.

Sementara Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko menambahkan bahwa kualitas dan keunggulan bawang merah varietas Biru Lancor memang telah booming sejak tahun 2010. "Oleh sebab itu tidak heran jika omzet harian pasar bawang merah Dringu mencapai Rp 1 milyar lebih per hari untuk pengiriman ke luar daerah Jawa Timur, luar pulau Jawa dan untuk keperluan pengiriman di dalam Jawa Timur saja," katanya.

Sidik menegaskan adanya kegiatan ekspor ini diharapkan agar eksportir ini lebih berpihak kepada petani dalam rangka membantu pemerintah untuk mensejahterakan para petani bawang merah. Dengan jalan mengupayakan untuk menyerap bawang merah pada saat on season (panen raya) dengan harga standar, karena trend harga pada saat panen raya adalah turun.

"Jadi hadirnya eksportir di tengah kita ini bagaimana sekiranya mampu menjadi pembeda dari kegiatan jual beli yang sudah ada sebelumnya. Intinya bagaimana para petani kita bisa tersenyum dengan adanya kegiatan ekspor di tengah trend harga yang sedang turun," pungkasnya. (dra)
SHARE

Author: verified_user

0 comments: