Friday, July 13, 2018

Sampah Daun Jangan Dibakar, Begini Mengubahnya Jadi Pupuk Kompos

SHARE

kraksaan online



Posted: 12 Jul 2018 09:05 PM PDT
Oleh : Doni 
            Mahasiswa KKN Universitas Negeri 
            Malang 2018

JURNAL WARGA PROBOLINGGO,Rindangnya halaman rumah dengan tumbuhnya pohon-pohon yang mengelilingi, belum tentu membuat halaman rumah tampak asri berseri. Ya, di Desa Sentong Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo, mayoritas warga memiliki pohon di halaman rumahnya, namun sayang tidak nampak keasrian sepanjang mata memandang.



Pohon-pohon yang tumbuh lebat di Desa Sentong, tentu saja menimbulkan banyak sekali sampah dari daun-daun kering yang berguguran. Apalagi ketika musim kemarau dan angin gending mulai menyapa, daun-daun kering menjadi bertebaran dan berserakan dimana-mana. Sedang warga hanya asal bakar saja, menyisakan abu dan menghasilkan gas karbon monoksida (CO) yang tentu saja membahayakan. Bila gas CO terhirup, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Dengan begitu, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen yang menyebabkan fungsi sistem kontrol syaraf turun dan berujung pada kematian. Selain itu, hidrokarbon yang dihasilkan asap pembakaran sampah organik termasuk satu senyawa penyebab kanker yang nyatanya mencapai 350 kali lebih besar dari asap rokok.

Membuang sampah pada tempatnya memang belum cukup. Proses dalam menghancurkan sampah, nyatanya masih jauh lebih ribet lagi sehingga pengolahan sampah organik dengan benar merupakan cara terbaik dalam mengurangi volume sampah dengan bijak. Satu cara bijaknya adalah dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos tidak memiliki efek samping, jika digunakan kesuburan tanah akan terjaga, dan cara pembuatannya sangat mudah dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan juga. Dalam pembuatan pupuk kompos, bahan yang diperlukan hanya seperti dedaunan, sampah rumah tangga, pupuk organik/kandang, dan cairan EM4.

Sore hari pada 8 Juli 2018, warga turut serta dengan antusias mengikuti Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos yang digelar oleh mahasiswa KKN UM (Universitas Negeri Malang) di salah satu halaman rumah warga Dusun Krajan RT 03 RW 01 Desa Sentong. Cara pembuatan pupuk kompos sangat mudah. Hal ini sejalan dengan ujar salah satu warga yang mengikuti pelatihan Cara buatnya gampang ya mbak. Nanti saya bisa bikin sendiri, saya suka nanam-nanam di halaman rumah. Proses pembuatannya adalah sampah dari daun-daun kering dan sampah basah dari sisa rumah tangga dikumpulkan kemudian dicacah/cincang sampai ukurannya menjadi kecil. Perbandingan jumlah sampah kering dengan sampah basah yang akan dijadikan pupuk kompos adalah 3:1. Setelah sampah kering dan sampah basah dicampur, selanjutnya adalah pemberian cairan pemercepat pembusukan yaitu EM4 yang telah dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:100.



Setelah sampah organik dicampur dengan EM4, sampah siap dimasukkan ke dalam karung ataupun trash bag. Sebelumnya, trash bag perlu dilubangi untuk memudahkan akses jalannya air. Sampah dan pupuk organik/kandang dimasukkan dalam trash bag secara bergantian dan berlapis-lapis dengan pupuk organik/kandang yang menjadi lapisan paling atas. Kemudian, trash bag diikat dengan rapat dan ditimbun di dalam tanah. Untuk menghindari gangguan dari hewan ataupun erosi, bagian atas dapat diberi pemberat seperti batu/batu bata.

Pupuk kompos ini jadi sekitar 2-3 bulan. Jika kompos tidak berbau, teksturnya tidak sehalus tanah, warnanya coklat kehitaman, dan tidak basah maka kompos telah matang dan siap untuk digunakan. Kompos sendiri dikenal baik dalam meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, penyedia vitamin bagi tanaman, dan meningkatkan kualitas hasil panen. Selain itu, dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, warga mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan secara mudah. Hal terpenting, Desa Sentong bersih dari sampah, warga hidup nyaman.(*)

BACA :

Posted: 12 Jul 2018 05:31 PM PDT








Posted: 12 Jul 2018 05:25 PM PDT
KRAKSAANONLINE.COM, Sedikitnya 600 bidan desa yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Probolinggo melakukan penandatanganan (teken) komitmen sebagai bentuk deklarasi menolak gratifikasi. Penandatanganan ini dilaksanakan di sela-sela peringatan HUT ke-72 IBI di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Kamis (12/7/2018).



Penandatanganan komitmen tolak gratifikasi rujukan ini dilakukan oleh anggota IBI Cabang Kabupaten Probolinggo yang diwakili oleh IBI Ranting Tongas dan Ketua IBI Cabang Kabupaten Probolinggo Nuryati.

Kegiatan ini disaksikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Administrasi Pemerintah dan Kesra Kabupaten Probolinggo Achmad Arif, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono serta beberapa perwakilan organisasi profesi di Kabupaten Probolinggo.

Ketua IBI Cabang Kabupaten Probolinggo Nuryati mengatakan dengan kecintaan terhadap profesi bidan, pihaknya mengajak bersama-sama untuk menjaga, merawat dan menumbuhkembangkan IBI menjadi organisasi yang bermartabat sejajar dengan organisasi lain maupun organisasi tingkat dunia.



"Untuk itu hari ini anggota IBI se-Kabupaten Probolinggo berkomitmen menolak gratifikasi dalam rangka mendukung pemerintah untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi di Kabupaten Probolinggo," katanya.

Sementara Plt Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Probolinggo Achmad Arif mengungkapkan disamping memberikan pelayanan yang berkualitas pada masyarakat, bidan juga mempunyai etos kerja yang baik sebagai bentuk pertanggungjawaban moril seorang bidan yang salah satunya diwujudkan dengan komitmen menolak gratifikasi.

"Salah satu bentuk gratifikasi adalah menerima fee rujukan dari pihak lain atau rumah sakit. Untuk itu komitmen dari anggota IBI ini saya sangat berharap didukung pihak-pihak yang terkait di Kabupaten Probolinggo dan meningkatkan hubungan kerja tanpa ada ikatan apapun, sehingga bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Probolinggo betul-betul maksimal, " pungkasnya. (Zidni Ilham)

BACA :

Posted: 12 Jul 2018 05:19 PM PDT
PROBOLINGGO-KRAKSAANONLINE.COM,Polresta Probolinggo bertindak cepat untuk segera bisa mengetahui apa penyebab dari kebakaran yang menyebabkan gudang penyimpanan PT Eratex Djaja hangus terbakar pada selasa malam,(10/07/18). Rabu pagi, (11/07/18) Kapolresta Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal S.H, S.I.K, M.Hum bersama dengan tim labfor dari Polda Jatim melaksanakan pengecekan dan olah TKP. Sebelum melaksanakan olah TKP tim dari Polresta Probolingg beserta dengan labfor Polda melaksanakan rapat koordinasi terlebih dahulu terkait dengan pelaksanaan olah TKP tersebut.



Kapolresta Probolinggo kepada tim mengungkapkan bahwa jajaran kepolisian siap membantu pihak Eratex dalam mencari penyebab terjadinya kebakaran. Kapolres juga memberikan pesan kepada Manajemen Eratex agar mengantisipasi apabila ada pihak yang tdk bertanggung jawab dengan mengatasnamakan Kapolres Probolinggo Kota menghubungi manajemen dengan maksud memiliki tujuan tertentu/ mengambil keuntungan atas kejadian ini.



"Mari kita jaga bersama nama Eratex yang sudah punya banyak prestasi khususnya diluar negeri",Ucap kapolres.

Suyoto GM PT Eratex Djaya mengungkapkan Ucapan terima kasih kepada bapak kapolres probolinggo kota dan tim labfor Polda Jatim karena sudah menindak lanjuti proses penyelidikan kejadian kebakaran di perusahaan Eratex . Suyoto juga menjelaskan bahwa jumlah tenaga kerja keseluruhan di PT Eratex Djaya diperkirakan sebanyak 8.000 orang, sedangkan gedung yang terbakar merupakan bekas gedung spanning, sudah lama tidak ada aktivitas produksi hanya digunakan sebagai tempat menampung sisa kain dan kapas.

"Kami berharap ada masukan dari pihak Kepolisian terkait kekurangan safety di PT eratex ini untuk antisipasi agar tidak terjadi kejadian yang serupa untuk kedepannya", Ucap Suyoto.

Kegiatan olah TKP sendiri berlangsung hingga sore. Hasil dari olah TKP tersebut masih dalam tahap pemeriksaan untuk selanjutnya hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan baha n untuk proses penyelidikan lebih lanjut.(*)

BACA :


Posted: 12 Jul 2018 05:12 PM PDT
LECES-KRAKSAANONLINE.COM,KSPKT yang bertugas Aipda Ichwan Purbo menerima informasi dari warga Desa Malasankulon bahwa di dalam sebuab warung di desanya ada beberapa pemuda yang minum minuman keras (miras). Tanpa membuang banyak waktu lagi KSPKT pun meluncur ke TKP bersama Kanit Reskrim dan anggotanya.



Kedatangan polisi di TKP sempat membuat beberapa pemuda di dalam warung mengambil langkah seribu, hingga hanya menyisakan seorang saja bersama pemilik warung. Kam (35) terlihat terlalu mabuk untuk melarikan diri, disampingnya terlihat 2 botol berisi miras berwarna merah dan kuning yang tinggal separuhnya saja.

Kam pun hanya bisa pasrah saat dibawa ke kantor polisi bersama barang buktinya untuk diproses lebih lanjut. "Informasi dari pemilik warung, yang mereka minum adalah arak yang dicampur softdrink warna merah inisial F dan botol lainnya adalah arak yang dicampur minuman energi inisial", ujar Ichwan.



Saat dikonfirmasi pada Kanit Reskrim Leces Aiptu Totok Budi mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap terlapor terkait dari dirinya mendapatkan minuman berkadar alkohol sangat tinggi tersebut. "Sambil menunggu kesadaran Kam pulih, kami melakukan pemeriksaan dan pembinaan lebih lanjut". (ptn)

BACA :

SHARE

Author: verified_user

0 comments: