Tuesday, July 17, 2018

Catatan 5:am_Photography Sepenggal kisah menyusuri keberadaan Paok Pancawarna di Probolinggo

SHARE

kraksaan online



Posted: 16 Jul 2018 11:31 PM PDT
Oleh : tim 5:am_Photography
 5:am_Photography

PAITON,Jurnal Warga Probolinggo - Akhirnya kami 5:am_Photography berhasil menemukan mereka di sebuah kawasan hutan milik swasta yang terisolir dan terjaga dari akses bebas manusia, tepatnya disisi selatan kawasan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) unit 1 dan 2 desa Bhinor kecamatan Paiton Kabupaten Probolinggo.




Kawasan hutan pada komplek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton ini berada tepat di sebelah utara gunung Lurus dan memiliki karakter berbukit serta bersemak-semak. Areal hutan dengan luasan puluhan hektar ini dulunya merupakan satu kesatuan wilayah Perhutani Probolinggo, dan merupakan wilayah pengembangan hutan produktif pohon Kesambi (Schleicera oleosa) sejak tahun 1980 sampai 1995.

Adanya Kearifan lokal setempat serta larangan akses teritorial ditambah sepak terjang komunitas lokal bernama Pelindung Rimba dan Satwa Liar (Perisai) dan Bhinor Green comunity (BGC), praktis cukup berperan penting dalam melindungi keberadaan satwa liar didalamnya dari ulah nakal pihak-pihak yang membahayakan satwa liar tersebut.

Di suatu kesempatan, bersama komunitas ini akhirnya memungkinkan kami untuk bisa mengakses kawasan hutan tersebut dengan leluasa. Pasalnya sudah ada MOU antara mereka dan pihak PT PJB dalam kegiatan Community Development untuk giat konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati (kehati). Dimana sebelumnya kami pernah masuk tanpa ijin memanfaatkan jalur di luar pagar pembatas sisi barat, namun kami belum cukup beruntung pada saat itu.

Motivasi kami saat itu adalah ingin mengamati sekaligus mendokumentasikan keberadaan salah satu burung langka Indonesia yang penyebarannya hanya terbatas Jawa dan Bali itu. Sholehudin salah satu anggota 5:am_Photography sebelumnya pernah mendengar suaranya yang khas bahkan pernah berjumpa langsung ketika ia sedang beraktifitas bekerja di situ. Karena tidak ada alat dokumentasi yang mencukupi, momen tersebut pun akhirnya hanya terekam di memori nya saja.
Akhirnya keberuntungan kembali berpihak kepada kami. Awalnya tidak menyangka burung endemik Indonesia bernama umum Javan banded pitta (Latin : Hydrornis guajanus) dengan nama lokal Paok Pancawarna ini bisa eksis di lokasi terbatas tersebut. Mengingat jenis hutan yang menaunginya adalah jenis hutan homogen yaitu 80% didominasi oleh pohon kesambi, rerumputan serta semak belukar pada bagian lantainya.
Tidak seperti pada kawasan hutan daerah lain yang sudah kesohor dan selama ini juga di ketahui menjadi habitat burung Paok Pancawarna, seperti Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Banyuwangi,Taman Nasional Baluran (TNB) Situbondo, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan Hutan di daerah Pekalongan yang mana semua hutan tersebut adalah hutan primer dengan pohon-pohon raksasa yang menjulang tinggi dan merupakan rumah bagi spesies-spesies tumbuhan dan hewan langka.

Menurut berbagai sumber, Burung Paok Pancawarna ini memiliki habitat di hutan primer, hutan sekunder tertutup, tersebar sampai ketinggian 1.500 mdpl. Merupakan jenis burung pemakan semut, kecoa, kumbang, siput, cacing, rayap, ulat sehingga kebiasaannya selalu berada di bawah vegetasi dalam mencari makan.
Menurut kami hal itu benar adanya, berdasarkan pengalaman kami beberapa waktu yang lalu, burung ini cenderung memilih untuk bersembunyi di balik rimbunnya semak belukar. Jadi lebih sering suaranya saja yang terdengar, oleh sebab itu kami harus menunduk bahkan tiarap untuk mencari keberadaanya di bawah dan diantara rapatnya rerumputan dan semak-semak.

Tubuh berwarna keemasan bergaris-garis, kepala hitam dengan alis lebar kuning mencolok yang khas. Punggung dan sayap coklat dengan garis sayap putih, ekor biru, dan dagu putih. Dada dan sisi lambung bergaris-garis hitam dan kuning.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam. Semua ciri khas yang dimilikinya itu seperti berpadu dengan alamnya sehingga cukup menyulitkan kami mencari keberadaanya meskipun suaranya sudah sangat dekat di depan kami.

Kurang lebih lima jam kami menyusuri sebagian kecil dari kawasan itu, kami berasumsi sedikitnya ada 6 (enam) ekor yang telah kami jumpai. Kami hitung ada 4 (empat) titik lokasi perjumpaan saat itu namun hanya berhasil mendokumentasikannya di tiga lokasi saja. Pada lokasi pertama dan keempat hanya 1 ekor, sedangkan di lokasi kedua dan ketiga kami mendapati mereka dua ekor (bisa jadi berpasangan), terlihat dari suaranya yang bersahut-sahutan.
Secara Internasional status konservasi keberadaan Pitta Guajana sampai tahun 2012 menurut Daftar merah IUCN menyatakan Resiko Rendah (LC/Least Concern) dan selanjutnya belum terdata lagi. Meskipun dinyatakan berstatus LC namun senyampang pengalaman kami saat berkunjung ke kawasan Taman Nasional disekitar kami, keberadaanya cukup sulit ditemukan.




Pitta Guajana adalah salah satu dari kekakayan Kehati di kawasan hutan sekitar desa Bhinor ini. Oleh sebab itu kami menginginkan ada kesempatan lagi untuk bisa mendokumentasikan satwa liar lain didalamnya. Selain itu meskipun reputasi PT PJB telah memiliki kinerja pengelolaan lingkungan yang baik namun kami juga berharap ada upaya lebih dari pihak PT PJB dalam pengelolaan lingkungan lainnya khususnya untuk perlindungan dan pelestarian satwa liar. (dra)

BACA :


Posted: 16 Jul 2018 09:52 PM PDT
Penulis: Wicahyo
Selasa  17 Juli 2018

Probolinggo, KraksaanOnline.com - Pemuda lintas agama yang kini tergabung dalam Komunitas Gusdurian Probolinggo, mempunyai cara unik dalam melawan berita dan informasi hoax.

Yaitu dengan melatih sejumlah pemuda dalam membuat meme Gus Dur untuk membasmi hoax. Itu dilangsirkan dalam kegiatan pelatihan media sosial gusdurian, Selasa (17/7/2018).

Peran media sosial (sosmed) di kalangan masyarakat sudah menjadi kepentingan umum. Baik anak remaja maupun orang tua sudah banyak aktif menggunakan sosmed, dalam berkomunikasi satu sama lain. Bahkan banyak juga yang memanfaatkan medsos sebagai lintasan untuk mendapatkan ketenaran, dan bisa juga sebaliknya.

Keadaan masyarakat yang mulai candu pada media sosial ini sering dijadikan kesempatan oleh pihak tertentu, untuk menggiring opini publik. Begitu pula untuk menyebarluaskan berita dan informasi hoax.

Untuk itu sekelompok pemuda lintas agama yang terjaring dalam Komunitas Gusdurian, tergerak melakukan aksi perlawanan terhadap informasi hoax. Namun cara yang dilakukan kemunitas ini bisa dibilang cukup unik dan sederhana. Yaitu melawan dengan menyebar luaskan meme-meme Gus Dur yang positif.

Sakretariat Nasional Jaringan Gusdurian Rifa Mufidah menyampaikan, di medsos begitu banyak berita hoax yang bertaburan di berbagai linimasa. Sebagai bentuk perlawanan anti hoax, komunitas gusdurian melakukan aksinya dengan menabur meme-meme humor gus dur di seluruh medsos. Tentunya meme itu untuk menghapus paradigma pengguna medsos yang telah termonopoli.

Menurutnya, aksi perlawanan menggunakan meme itu dinilai sangat manjur. Sebab, hampir sebagian besar pengguna medsos lebih menyukai hal-hal yang bersifat humoris dan simple. Sehingga itu lebih mengena untuk dijadikan antitesa persoalan hoax. "Lelucon Gus Dur itu sederhana, tapi maknanya sangat dalam," kata wanita yang akrab dipanggil Rifa.

Dikatakan Rifa, berdasarkan hasil analisis Wahid Foundation. Medaos sudah sering dijadikan tempat penggirangan opini publik. Bahkan anak kecil usia 10 tahun sudah lihai mengoperasikan medsos. Kondiai itu sering dijakikan pihak tertentu untuk mengajak orang lain untuk menjadi pengikutnya.

Ia mencontohkan, salah satu meme gus dur, "islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi budaya arab. Bukan untuk saya menjadi ana, atau sampean menjadi antum. Kita harus filtrasi budaya, bukan ajarannya." meme tersebut sebagai bukti bahwa tidak boleh ada yang mempengaruhi budaya indonesia. Apapun agama dan ajarannya, indonesia tetaplah indonesia.

"Media harus dilawan dengan media. Seperti berita hoax atau yang lainnya,  perlu digiring dengan meme yang membuat orang lain tertarik. Karena penggiringan opini di medsos itu banyak dilatarbelakangi oleh meme-meme negatif yang dibuat oleh pihak tertentu," ungkapnya. (why)

Editor: Wicahyo
Posted: 16 Jul 2018 08:27 PM PDT
RS Graha Sehat Membutuhkan Driver Ambulance.







JOB DESCRIPTION
• Mampu menjadi driver ambulance yang baik dan akan dilatih khusus sebagai driver ambulance
• Mempunyai keahlian sebagai driver ambulance
JOB REQUIREMENT
. Pria
. Usia 21 – 40 tahun
. Pengalam minimal 1 tahun dibidangnya
. Memiliki Sim Minimal Sim A

Lamaran di Tujukan kepada HRD
RS Graha Sehat Jln Panglima Sudirman no 2 Kraksaan Probolinggo


Posted: 16 Jul 2018 08:18 PM PDT








SHARE

Author: verified_user

0 comments: