Monday, September 10, 2018

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Lowongan Kerja Probolinggo, Dibutuhkan Marketing Online di Aura Senja dot Com

Posted: 10 Sep 2018 06:57 AM PDT

AURA SENJA WEB sebuah jasa yang bergerak di bidang jasa pembuatan website & periklanan online.




Alamat : Jl Raya Alaskandang – Besuk, Besuk, Probolinggo 67283
Membutuhkan sebuah team MARKETING ONLINE
Dengan kriteria berikut :




  • Perempuan
  • Pendidikan SMA/K
  • Bisa Corel Draw / Photoshop (Di Utamakan)
  • Editing Video
  • Familiar Dengan Media Sosial
  • Dapat Berbahasa Indonesia Dengan Baik.
Kirim CV Anda Lewat Email :
admin@aura-senja.com
Contact Person
(0335) 8471515
Sumber :
www.aura-senja.com/lowongan-kerja

Lowongan di tutup tanggal 30 september 2018.


Kesenian Ronjengan diharapkan jadi ikon Krejengan

Posted: 10 Sep 2018 03:54 AM PDT

KREJENGAN,Festival musik tradisional Ronjengan, Minggu (10/09/2018) pagi menjadi penanda semarak selamatan desa (kadisah) Krejengan tahun 2018. Seperti pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya kadisah desa Krejengan juga selalu berbarengan dengan giat menyambut pergantian tahun baru Hijriyah 1 muharrom.




Seiring sukses pelaksanaan festival seni musik yang hampir punah tersebut, tak ayal Pemerintah Desa Krejengan pun menuai banyak apresiasi dan motivasi dari berbagai pihak yang hadir dalam gelaran tersebut.

Salah satu motivasi datang dari anggota Komisi D DPRD Kabupaten Probolinggo Hj Masruro, yang terlihat sangat menikmati tiap penampilan grup Ronjengan itu. Bahkan ia tidak segan – segan untuk menari dan bernyanyi bersama ibu – ibu tua personil grup Ronjengan.




"Alhamdulillah sekali lagi desa Krejengan sukses menjadi pelopor di wilayah Kecamatan Krejengan dan di Kabupaten Probolinggo. Kali ini dalam bidang sosial budaya yang mana menurut kami seni budaya Ronjengan ini sangat layak untuk kita angkat menjadi penunjang sektor wisata Kabupaten Probolinggo," ungkap Masruro.

Terkesan dengan segenap penampilan grup Ronjengan ini, pihaknya berkenginan untuk membawa kesenian lokal yang hampir punah ini ke lingkup Kabupaten melalui Komisi D DPRD Kabupaten Probolinggo yang juga concern dalam bidang budaya dan pariwisata untuk sebisa mungkin ditindaklanjuti.

Apresiasi berikutnya disampaikan juga oleh Siman M.Pdi, selaku Peneliti Budaya pada Dewan Kesenian Probolinggo (Dekapro) yang saat itu juga bertindak selaku dewan juri. Atas nama Dekapro ia sangat mengapresiasi semangat masyarakat desa Krejengan untuk menghidupkan kembali seni budaya lokal yang boleh dikatakan hampir punah.




Hal ini menurut Pak Siman sesuai dengan interupsi pemerintah bahwa kita akan kembali ke karakter bangsa. dimana budaya ini adalah betul – betul budaya yang Adi Luhung atau budaya baik, karena menanamkan moral yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

"Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat yang masih mau menindak lanjuti dan "menguri – uri" budaya yang menjadi Jati diri bangsa kita. Budaya lokal itu adalah budaya bangsa yang Arif dan mengutamakan nilai spiritual, akhlak dan budi pekerti luhur. Budaya seperti inilah yg akan menangkis segala pengaruh negatif budaya barat," kata Siman.

"Mudah – Mudahan desa lain akan mengikuti langkah ini, tidak hanya Ronjengan manakala disitu ada budaya tradisional warisan leluhur, gandeng generasi muda untuk bisa mengekspresikanya ke permukaan. Dewan kesenian selalu siap untuk memfasilitasi dan membina ke tingkat selanjutnya," tandasnya.

Hal ini diamini oleh Nurul Huda Kepala Desa Krejengan. Disamping antusias masyarakatnya, dukungan ini memang sangat dibutuhkan, pasalnya pihaknya juga berharap seni tradisional Ronjengan ini bisa menjadi ikon Kecamatan Krejengan sekaligus Kabupaten Probolinggo. "Semoga festival musik tradisional ini bisa dibawa ke tingkat Kabupaten. Karena ini juga merupakan salah satu budaya warga masyarakat Kabupaten Probolinggo," harap alumni Unzah ini.




Huda menambahkan bahwa pemerintah desa Krejengan bersama segenap elemen masyarakatnya bersepakat, disamping gencar dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia pihaknya juga tidak akan pernah melupakan dan menghilangkan sejarah dan budaya lokal. Bahkan akan menjaga kelestarian tradisi desa Krejengan.

"InsyaAllah tahun ini kami berencana membuat sebuah taman desa dan akan kami upayakan disertai monumen Ronjengan untuk menandai adanya semangat baru ini. Semoga kami bisa mewujudkan hal itu bersama taggline baru kami yaitu "Krejengan desa yang berbudaya," pungkasnya. (Trisianto)

REKOMENDASI PEMBACA :

Kembali bangkitkan seni tradisional ronjengan

Posted: 09 Sep 2018 05:26 PM PDT

KREJENGAN,Seni tradisional Ronjengan bangkit kembali, setelah sekian lama dan seakan tertidur pulas di tengah hingar bingar pemanfaatan teknologi serta masuknya budaya – budaya asing di Indonesia sejak beberapa dekade yang silam. Kedua hal tersebut seakan turut membenamkan salah satu kearifan lokal Indonesia yang juga terdapat di Kabupaten Probolinggo ini.



Ronjengan dalam bahasa Jawa disebut juga dengan lesung, adalah alat tradisional warisan nenek moyang terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu berukuran kecil yang digunakan untuk mengolah padi atau gabah menjadi beras dengan cara ditumbuk menggunakan alu (seperti tongkat kayu besar dan panjang).

Dahulu para wanita yang bekerja menumbuk padi tidak secara serentak menumbukkan alu mereka, melainkan secara bergantian. Inilah yang pada akhirnya menghasilkan irama musik. Dari sini kemudian lahir kesenian musik tradisional yang punya banyak sebutan ini, dan di kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo disebut sebagai kesenian "Ronjengan".



Tidur bukanlah berarti mati, tetapi menunggu siapapun yang tergerak hatinya untuk membangunkannya kembali. Atas inisiatif Nurul Huda Kepala Desa Krejengan beserta kepedulian masyarakat desa terhadap budaya lokal setempat, seni Ronjengan pun sukses dibangunkan kembali dengan nafas baru melalui Festival musik Ronjengan antar RT lingkup desa Krejengan, Minggu (09/09/2018) pagi.
Festival yang digelar dalam rangka semarak selamatan desa (Kadisah) desa Krejengan tahun 2018 ini dilaksanakan di balai desa Krejengan. Kesan penasaran bercampur kerinduan seakan terpancar dari ekspresi masyarakat desa dari berbagai kalangan umur tersebut.

Ibarat kupu-kupu yang baru keluar dari pertapaan kepompongnya, seni Ronjengan ini pun seakan menjelma berhias warna -warni indah. Karena turut mengkolaborasikan generasi muda di dalam masing-masing grup Ronjengan itu, maka jadilah seni Ronjengan Krejengan ini menjadi sebuah suguhan seni yang apik. Ada seni musik, seni teater, dan seni koreografi yang terpadu harmonis bersama pernak pernik kostum yang menarik.



Nurul Huda mengungkapkan, bahwa meskipun pemanfaatan alat Ronjengan itu sendiri sudah lama ditinggalkan masyarakat petani, namun adanya nilai – nilai luhur yang terkandung di dalam Ronjengan harus diangkat kembali agar menjadi sebuah pembelajaran bersama tentang adanya budaya asli yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

"Dengan ukuran ronjengan yang begitu besar tentu menumbuk padi akan terasa berat jika hanya di kerjakan satu orang. Di sinilah nilai kebersamaan terjalin. Para warga akan saling bekerja sama untuk menumbuk padi. Saat itulah mereka bisa bersosialisasi dan bercengkerama. Warga pun bisa lebih guyub rukun satu dengan yang lain, inilah salah satu budaya yang harus kita pertahankan," ungkap ketua Apdesi Kabupaten Probolinggo ini.

Sementara Zainul Haq, Koordinator Festival Ronjengan turut menambahkan, festival unik ini seakan memberikan inspirasi baru bagi dirinya selaku generasi muda di desa krejengan. Meski warga asli krejengan namun sebelumnya ia mengaku tidak paham dengan adanya kesenian lokal di desanya ini, bahkan belum pernah menyaksikan secara langsung.

Namun, lanjutnya, meski persiapan waktunya hanya sepekan tetapi dengan adanya para sesepuh yang masih bersemangat dan sabar mengajarkan seni ini kepada yang muda, semua kesulitan terasa ringan dan mudah bersama cengkrama hangat khas warga desa.



"Alhasil manakala budaya tradisional ini dikolaborasikan bersama sentuhan modern, ternyata memberikan Harmonisasi seni yang menarik dan wow….! masyarakat sangat antusias sekali dengan gebrakan kami ini, tandasnya dengan bangga. (Trisianto)

REKOMENDASI PEMBACA :

SHARE

Author: verified_user

0 comments: