Monday, September 3, 2018

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Prestasi Indonesia di Urutan ke- 4 Asian Games 2018, Menpora: Torehan Terbaik Yang Akan Menjadi Catatan Sejarah Yang Abadi

Posted: 03 Sep 2018 08:31 AM PDT

JAKARTA , Asian Games 2018 telah berakhir kemarin, tak hanya sukses dari sisi penyelenggaraan, sukses besar prestasi olahraga juga telah dibuktikan Indonesia dengan berada pada posisi ke-4 terbaik di antara 45 negara peserta pesta olahraga terbesar bangsa-bangsa di Asia. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sekali lagi mengapresiasi pencapaian prestasi tertinggi yang dicapai pahlawan olahraga Indonesia sepanjang sejarah Asian Games ini dalam acara Forum Merdeka Barat 9, bertema, "Atlet Kita, Prestasi Bangsa", yang digelar di Auditorium Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama sejumlah peraih medali bagi Tim Indonesia, Senin Pagi (3/9).

"Asian Games 2018 telah menjadi menjadi sejarah baru pencapaian tertinggi prestasi olahraga Indonesia selama keikutsertaan Indonesia di Asian Games, dengan raihan total 98 medali, yang terdiri dari 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu," ujar Menpora yang menjelaskan bahwa catatan terbaik prestasi Indonesia sebelumnya di ajang Asian Games terjadi 56 tahun lalu pada saat Asian Games tahun 1962 dengan raihan 51 medali dengan 11 medali emas.



"Mari kita beri penghargaan setinggi-tingginya dan sehormat-hormatnya atas perjuangan pahlawan olahraga yang berjuang menegakkan kehormatan kita di mata dunia lewat prestasi olahraga" ajaknya kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengapresiasi perjuangan atlet di Asian Games 2018 kali ini.

Sebelumnya Menpora dalam berbagai kesempatan telah meminta para atlet untuk bertarung habis-habisan demi bangsa dan negara, "Kepada seluruh pahlawan olahraga Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018, ingatlah sejarah hanya mengabadikan nama para juara. Maka bertarunglah, menanglah dan jadikan namamu abadi, Ayo Indonesia, Indonesia Juara," ucapnya saat mengawali Asian Games dua pekan lalu.

Dengan capaian ini, Indonesia melampaui target minimal 16 medali emas yang dicanangkan pemerintah sejak awal untuk bisa berada di peringkat 10 besar Asian Games 2018. Sebanyak 9 dari 31 emas yang berhasil diraih Indonesia, berasal dari cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade (Olympic Sports), dan 22 emas dari cabang Non-Olympic Sports.



Sementara dari Pencak Silat, Indonesia meraih 14 dari 16 medali emas yang diperebutkan. Ke depan Indonesia akan memastikan Pencak Silat untuk dapat dipertandingkan di Oimpiade, "Pemerintah akan memperjuangkan agar Pencak Silat menjadi cabang eksebisi pada Olimpiade 2020 Tokyo dan untuk selanjutnya bisa dipertandingkan secara reguler," jelas Imam Nahrawi.


Pencapaian Prestasi Tim Indonesia di Asian Games 2018
Sejumlah pencapaian penting dicatatkan oleh Tim Indonesia sepanjang pertandingan di Asian Games 2018, diantaranya Indonesia menciptakan All Indonesian-Final (Pertandingan Final sesama Indonesia) pada nomor pertandingan Panjat Tebing Nomor Speed Relay Putri dan Speed Relay Putra dan Bulutangkis Nomor Ganda Putra.

Indonesia juga mengakhiri puasa emas pada sejumlah cabang-cabang Olympic Sports seperti pada cabang Tenis, Karate dan Angkat Besi. Pada cabang olahraga Non-Olympic Sports, Sepak Takraw juga mengakhiri puasa emas dengan raihan emas pertama sepanjang gelaran Asian Games.

"Jangan pernah sekalipun mengecilkan perjuangan atlet Indonesia, apakah mereka bertanding di cabang yang dipertandingkan di Olimpiade (Olympic Sports) atau tidak dipertandingkan di Olimpiade, semua atlet menjalani proses menempa diri untuk menjadi yang terbaik dengan latihan dan kedisiplinan yang tidak ada bedanya,'' ucap Menpora lagi.




Bonus Asian Games 2018 Cair
Terkait pemberian bonus bagi peraih medali sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang ingin bonus segera diberikan sebelum keringat atlet mengering. Bonus bagi atlet peraih medali telah diberikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo, Minggu Pagi (2/9) di Istana Negara sebelum acara penutupan Asian Games 2018 kemarin. Bonus diberikan baik bagi atlet peraih medali (emas, perak dan perunggu), maupun atlet yang tidak meraih medali. Bonus juga diberikan kepada pelatih serta asisten pelatih.

Menpora Imam Nahrawi menjelaskan pemberian bonus ini, diberikan dengan rincian, sebagai berikut: Peraih Emas perorangan mendapatkan 1, 5 Miliar Rupiah, Peraih Medali Emas untuk Pasangan/Ganda sebesar 1 Miliar Rupiah per-orang, dan Emas beregu 750 juta Rupiah per-orang.

Peraih perak perorangan mendapatkan 500 juta Rupiah, Perak untuk Ganda sebesar 400 juta Rupiah per orang, dan perak beregu 300 juta Rupiah per orang.

Untuk peraih perunggu perorangan mendapatkan 250 juta Rupiah, Perunggu Ganda 200 juta Rupiah per orang, dan peraih perunggu beregu sebesar 150 juta Rupiah per orang.

Pemerintah juga akan memberikan bonus kepada pelatih dan asisten pelatih, dimana para pelatih perorangan/ganda mendapatkan 450 juta Rupiah untuk emas, 150 juta Rupiah untuk perak, dan 75 juta Rupiah untuk perunggu.



Para pelatih beregu mendapatkan 600 juta Rupiah untuk emas, 200 juta Rupiah untuk perak, 100 juta Rupiah untuk perunggu.

Setiap medali kedua dan seterusnya, para pelatih mendapatkan 225 juta Rupiah untuk emas, 75 juta Rupiah untuk perak, dan 37,5 juta Rupiah untuk perunggu.

Untuk asisten pelatih perorangan/ganda mendapatkan 300 juta untuk emas, 100 juta untuk perak, dan 50 juta untuk perunggu.

Para asisten pelatih beregu mendapatkan 375 juta Rupiah untuk emas, 125 juta Rupiah untuk perak, dan 62,5 juta Rupiah untuk perunggu.

Setiap medali kedua dan seterusnya, para asisten pelatih mendapatkan 150 juta Rupiah untuk emas, 50 juta Rupiah untuk perak, dan 25 juta Rupiah untuk perunggu.

Imam Nahrawi menjelaskan bahwa seluruh bonus telah dikirim langsung ke rekening masing-masing dengan nominal yang diterima berupa bonus bersih tanpa potongan pajak.



Selain berbentuk uang, bonus yang diberikan pemerintah kepada atlet juga berupa pengangkatan status sebagai Pegawai Negeri Sipil dan bonus rumah bagi setiap peraih medali.


Momentum Kebangkitan Olahraga Nasional Menuju Olimpiade 2020
Dengan total 31 medali emas, menjadikan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara terbaik sepanjang sejarah Asian Games yang memperoleh pencapaian sebanyak 31 medali. Sebelumnya, tidak pernah ada negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu meraih 31 emas di ajang Asian Games.

Imam menegaskan, bahwa seluruh pencapaian tersebut tentu merupakan hal yang membanggakan. Namun, perjuangan tidak akan berhenti sampai di sini mengingat masih ada Olimpiade Tokyo 2020.

Pelatnas jangka panjang akan berjalan setelah Asian Games 2018. Ia yakin, dengan modal positif dalam Asian Games 2018 ini, Indonesia kini menatap Tokyo 2020 dengan penuh optimisme, karena Indonesia berhasil mendapatkan emas dalam beberapa cabang olahraga Olimpiade, seperti angkat besi, tenis, bulutangkis, panjat tebing, dayung hingga karate.

"Setelah Asian Games 2018 ini kita akan melakukan evaluasi agar hasilnya lebih maksimal di Olimpiade 2020. Fokus setelah Asian Games ini adalah memperbaiki performa atlet-atlet kita yang akan dipersiapkan untuk cabang-cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Olimpiade Tokyo tahun 2020, serta penyusunan Peta Jalan (Road Map) Pembangunan Keolahragaan Nasional menuju prestasi olahraga Indonesia Hebat 2030.

"Ini adalah momentum kebangkitan prestasi olahraga Indonesia. Hari ini pahlawan olahraga kita telah tunaikan janji dan sumpah mereka atas perjuangan untuk ibu pertiwi. Telah mereka abadikan nama mereka sebagai juara dan pemenang yang akan dikenang selamanya. Terima kasih Pahlawan Olahraga Indonesia, untuk semua energi dan perjuangan yang menyatukan bangsa ini dan membuat kami semua bangga menjadi Indonesia," ucapnya dengan penuh rasa bangga dan haru. (*)

REKOMENDASI PEMBACA :




Ayo ikuti dan Daftar Segera Jobs Market Fair 2018

Posted: 03 Sep 2018 06:19 AM PDT

source :
Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Probolinggo

Pengembangan Sentra Madu Kecamatan Lumbang

Posted: 02 Sep 2018 07:23 PM PDT

LUMBANG,Sentra madu Lumbang turut berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Untuk mendukung pengembangan sentra madu tersebut, dilaksanakan Program Kemitraan Wilayah (PKW) antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilaksanakan Sabtu (1/9/2018) di Kantor Kecamatan Lumbang.



Proposal PKW Sentra Madu yang diajukan Ubaya dan UMM telah disetujui Kementerian Riset, Tenologo dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) sejak 2017 dan akan berakhir tahun 2019. Implementasi program ini berupa pembinaan, pendampingan dan pengembangan usaha madu di Kecamatan Lumbang.

Terlaksananya program ini untuk mengevaluasi terhadap permasalahan dalam pengembangan usaha madu. Sementara pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah disesuaikan dengan kondisi setempat agar tepat sasaran, efektif, efisien dan diperoleh manfaat yang optimal.

Ubaya memberikan bantuan mesin penurun kadar air (dehumidifier). Sedang disiapkan pula pembangkit listrik tenaga matahari sebagai antisipasi jika aliran listrik PLN padam. Banyak bantuan bantuan yang diberikan untuk melengkapi lokasi sentra madu seperti display "Kampung Madu Kecamatan Lumbang."

Melalui PKW) dan Ubaya telah menyumbang 7.000 bibit randu. Sedangkan swadaya masyarakat berjumlah sekitar 1.000 bibit. Seluruhnya ditanam dilahan Perhutani. Untuk penanaman tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak Perhutani.

Camat Lumbang Bambang Heri Wahyudi menjelaskab, Kecamatan Lumbang mengalokasikan anggaran pembuatan bangunan untuk tempat mesin, pengadaan alat uji kadar air pada madu. Telah dilakukan pula fasilitasi pada Koperasi Ternak Hidup Makmur Sejahtera sebagai wadah para peternak lebah.



Dalam mengoptimalkan potensi tersebut, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pada tahun 2019 akan memberikan dukungan berupa bantuan alat kemasan madu (sachet), Kedit Modal Kerja (KMK), sistem hak paten untuk logo maupun label dan juga dukungan dukungan lainnya. (Mujiono)

REKOMENDASI PEMBACA :

SHARE

Author: verified_user

0 comments: