Friday, November 9, 2018

kraksaan online

SHARE

kraksaan online


Wabup Kunjungi Sekolah Inklusif Dan Sambangi Adik Melisa Diana Putri

Posted: 09 Nov 2018 02:32 AM PST

SUMBER - Wakil Bupati Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko nampak berkaca – kaca saat menyaksikan langsung keseharian Melisa Diana Putri (8), siswi difabel yang sedang belajar di SDN 2 Tukul kecamatan Sumber, Jum'at (09/11/2018) pagi.

Bagaimana tidak, siswi cerdas yang bercita cita menjadi guru Matematika itu nampak tidak kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas, meskipun segala aktifitas nya harus dilakukan dengan menggunakan kaki (cacat pada kedua belah tangan).

Kunjungan Wabup Probolinggo bersama beberapa OPD terkait ini, selain menyantuni keluarga Melisa, juga untuk meninjau secara langsung suasana dan proses Kegiatan Belajar Mengajar di salah satu pelaksana Program Pendidikan Inklusif di Kabupaten Probolinggo.

Wabup Joko sapaan akrab Wakil Bupati Probolinggo ini menjelaskan pendidikan Inklusif yang sudah berjalan selama tiga tahun di Kabupaten Probolinggo memang diperuntukkan bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus dan ingin masuk ke sekolah reguler seperti SD, SMP SMA.

"Alhamdulillah, bagian dari program Pemerintah Daerah Probolinggo yaitu sekolah inklusif ini betul – betul terlaksana di sini. Terlihat suasana belajar dan teman – teman yang menyenangkan dan saling tenggang rasa terhadap adanya seorang Melisa diantara mereka," kata Wabup Joko bangga.

Menyaksikan suasana kelas yang ternyata terlihat begitu normal meskipun ada seorang difabel diantaranya, Wabup Joko yakin bahwa program pendidikan Inklusif ini bisa untuk terus dikembangkan di Kabupaten Probolinggo. Pihaknya berharap meskipun di tempat terpencil, dengan adanya Program Pendidikan Inklusif segala kebutuhan pendidikan anak difabel bisa di penuhi dan tidak ada lagi yang tidak bersekolah.

"Seperti ananda Melisa, akan tidak mungkin bagi keluarganya yang tergolong keluarga Prasejahtera ini untuk menyekolahkannya di Sekolah Luar Biasa yang notabene hanya ada di kota," tandasnya.

Sementara Dewi Korina Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo dalam kesempatan tersebut mengemukakan, bahwa Program Pendidikan Inklusif juga menjadi salah satu prioritas dalam program Nawa Hati Bupati Probolinggo kedepannya. Sementara ini di Kabupaten Probolinggo terdapat satu sekolah Inklusi di masing-masing kecamatan.

"Ibu Bupati sudah menetapkan target harus ada penambahan sejumlah seratus sekolah Inklusi untuk setiap tahunnya, jadi diharapkan lima tahun kedepan di Kabupaten Probolinggo sudah ada limaratus sekolah Inklusi yang melayani siswa berkebutuhan khusus," kata Dewi Korina.

Untuk mendukung target tersebut kini pihaknya juga telah mempersiapkan adanya pelatihan dan bimbingan bagi guru pembimbing khusus di sekolah Inklusi, karena Jumlah guru pembimbing khusus tersebut masih sangat kurang khususnya untuk siswa autis, tuna wicara dan tuna grahita.

"Sudah kita data beberapa sekolah yang menjadi prioritas utama dan sudah kita anggarkan untuk pelatihan guru pembimbing khusus. karena saat ini untuk mencapai target tersebut minimal di satu sekolah ada satu guru pembimbing khususnya," pungkasnya. (Trisianto)

Tahap Seleksi Pemilihan Duta Kesehatan Remaja 2018

Posted: 09 Nov 2018 02:19 AM PST

PROBOLINGGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar pemilihan Duta Kesehatan Remaja (DKR) tahun 2018 di ruang pertemuan Hotel dan Restoran Paseban Sena Probolinggo, Rabu hingga Minggu (7-11/11/2018).

Pemilihan DKR yang mengambil tema Remaja Berkualitas Akan Mewujudkan Keluarga yang Sehat ini diikuti oleh 66 orang peserta yang berasal dari 33 puskesmas se-Kabupaten Probolinggo. Dimana masing-masing puskesmas terdiri dari 2 orang (1 laki-laki dan 1 perempuan) dari sekolah tingkat SMA/MA di wilayah puskesmas.

Selama tahap pemilihan DKR para peserta ini mendapatkan materi dari narasumber lintas program Dinkes Kabupaten Probolinggo. Yakni, kebijakan kesehatan remaja, PHBS sekolah, kesehatan lingkungan sekolah dan jajanan sehat, penyakit menular dan tidak menular, penyalahgunaan obat dan Narkoba serta KIA dan GIZI remaja.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono melalui Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Sutilah mengatakan masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun sosial.

"Remaja memiliki karakteristik yang khas, cenderung energetik, selalu ingin tahu, emosi yang tidak stabil, cenderung berontak dan mengukur segalanya dengan ukurannya sendiri dengan cara berpikirnya yang terkadang tidak logis. Hal ini sering menyebabkan adanya konflik dengan orang tua, guru maupun figur otoritas lainnya. Namun demikian tahap ini adalah tahap yang memang harus dilalui oleh remaja dalam mencari identitas dirinya," katanya.

Menurut Sutilah, masalah kesehatan remaja mendapat perhatian penting dalam kesehatan masyarakat karena berpengaruh terhadap kehidupan masa depannya. Masalah kesehatan yang dihadapi remaja di Indonesia antara lain meningkatnya jumlah remaja dengan HIV AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan penyalahgunaan NAPZA.

"Saat ini remaja sering terjebak dalam kehidupan yang dapat membawa mereka dalam suatu keadaan yang berbahaya dalam bidang kesehatan reproduksi. Jumlah remaja yang terlibat dalam aktifitas seksual dari tahun ke tahun semakin bertambah. Selain itu pada masa remaja terjadi perubahan emosi serta remaja mulai tertarik kepada lawan jenisnya, terikat pada kelompok dan mencoba menarik perhatian lingkungannya," jelasnya.

Sutilah menerangkan bahwa perilaku remaja banyak yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Perubahan tersebut lebih cenderung ke arah hal yang negatif. Hal ini terjadi karena informasi yang terbatas dan emosi yang masih labil dan mereka sudah dihadapkan pada berbagai tuntutan arus globalisasi yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.

"Kompleksitas permasalahan remaja perlu mendapat perhatian secara terus menerus baik dari pihak pemerintah, LSM, masyarakat maupun keluarga, guna menjamin kualitas generasi mendatang," tegasnya.

Lebih lanjut Sutilah menjelaskan selain untuk memilih Duta Kesehatan Remaja tahun 2018, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran remaja terhadap kesehatan. "Serta memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang peran kader kesehatan sekaligus masalah-masalah kesehatan pada remaja," pungkasnya. (Zidni Ilman)

DKPP Dan BPTP Gelar Rakor Peningkatan Pengelolaan Lahan Dan Air

Posted: 08 Nov 2018 08:18 PM PST

KRAKSAAN - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur mengadakan rapat koordinasi (rakor) peningkatan pengelolaan lahan dan air di ruang pertemuan Jabung 2 Kantor Bupati Probolinggo, Kamis (8/11/2018).

Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta terdiri dari para petugas PPL dan Non PPL serta staf UPTD se-Kabupaten Probolinggo. Selama kegiatan mereka mendapatkan materi dari BPTP Jawa Timur.

Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari menyampaikan bahwa rakor peningkatan pengelolaan lahan dan air ini sangat menarik karena ke depan persoalan data sesuatu sangat penting. Ada dua hal yang disampaikan dalam kegiatan ini, terutama terkait dengan analisa tanah.

"Saya ingin penggunaan pupuk betul-betul sesuai dengan kebutuhan tanaman dan bukan keinginan petani. Nantinya akan ada tindak lanjut di masing-masing BPP secara teoritis bagaimana ke depan kita ingin pengetahuan kandungan hara dalam tanah dan data. Karena setiap saat dan setiap hari ada perubahan luas sawah dikarenakan perumahan dan lain sebagainya. Saya ingin data yang sebenarnya yang ada di Kabupaten Probolinggo, sehingga tidak salah mengambil kebijakan," ungkapnya.

Menurut Hasyim pemberian pupuk harus sesuai kebutuhan tanaman sehingga tidak ada pemborosan. Terlebih ke depan ada wacana subsidi pupuk akan dikurangi. Oleh karenanya jika perilaku petani seperti ini maka akan berkaitan dengan pendapatan di usaha tani padi.

"Data yang kita miliki adalah data valid sehingga kami nanti bisa mengambil kebijakan apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah terkait dengan luas lahan yang kita miliki. Kita tidak boleh berbohong apalagi terkait data. Kesimpulan yang benar dari data yang salah akan berbahaya dari pada kesimpulan yang salah dari data yang benar," terangnya..

Sementara Kepala BPTP Jawa Timur Chendy Tafakresnanto mengungkapkan informasi Sumber Daya Lahan (SDL) sangat diperlukan karena tanaman membutuhkan lahan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Ada keragaman SDL menyebabkan keragaman tanaman sesuai dengan potensi lahan.

"Selama ini sering terjadi kegagalan dalam budidaya karena tidak atau kurang informasu SDL. Informasi SDL diperlukan untuk menentukan dosis pupuk yang tepat serta mengurangi degradasi lahan karena penggunaannya tidak sesuai dengan daya dukung lahan," ungkapnya.

Menurut Chendy, karakteristik tanah akan sangat ditentukan oleh bahan induk tanah. Untuk mengetahui karakteristik tanah maka harus dilakukan evaluasi lahan yang merupakan proses dalam menduga kelas kesesuaian lahan atau potensi lahan untuk penggunaan tertentu, baik untuk pertanian maupun non pertanian.

"Evaluasi lahan ini bertujuan untuk menentukan tipe penggunaan lahan yang berkelanjutan (suitainable). Cara menetapkan kelas kesesuaian lahan dilakukan dengan cara matching. Yakni mencocokan antara sifat tanah termasuk kondisi fisik lingkungannya dengan persyaratan penggunaan lahan tertentu.," jelasnya.

Chendy menambahkan peningkatan produksi pertanian dilakukan melalui peningkatan produktivitas, peningkatan indeks pertanaman (IP) serta perluasan areal tanaman. Peningkatan produktivitas dilakukan dengan menggunakan benih unggul, perbanyakan populasi dan penggunaan pupuk berimbang. Peningkatan indeks pertanaman dilakukan dengan pengaturan jadwal tanam serta panen hujan dan pemanfaatan air bawah tanah. Perluasan areal tanam dilakukan dengan pembukaan lahan baru dan tumpangsari.

"Mengenal SDL dan potensinya sangat penting untuk arahan penggunaan lahan, pengembangan komoditas pertanian harus sesuai dengan potensi lahannya agar tidak terjadi degradasi lahan, peningkatan produksi pertanian perlu dilakukan melalui produktivitas, IP dan perluasan tanam. Serta tanaman membutuhkan pupuk untuk pertumbuhannya," pungkasnya.

Sedangkan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana DKPP Kabupaten Probolinggo Bambang Suprayitno mengatakan rakor peningkatan pengelolaan lahan dan air ini bertujuan untuk memvalidkan data luas sawah di Kabupaten Probolinggo apakah sudah benar atau sudah ada perubahan.

"Selain itu untuk mengidentifikasi sawah kita ada potensi untuk meningkatkan profit. Cuma permasalahannya dimana kekurangannya selama ini. Karena ada informasi sawah kita bahan organiknya ada yang dibawah 1 sehingga tahu informasi sawah dan tahu pupuk organik sangat rendah sehingga kita bisa melakukan pemupukan yang tepat," katanya.

Dengan adanya kegiatan ini Bambang mengharapkan agar para PPL dan Non PPL bisa melaporkan apa adanya di wilayahnya sehingga bisa mengoreksi luas lahan sawah. "Ke depan kita akan mengadakan pertemuan lagi sehingga aplikasi ini mudah dipahami dan akan cepat menyebar," harapnya.

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan materi terkait aplikasi Avenza Map yang dapat didownload di Playstore. Aplikasi ini nantinya akan digunakan untuk pemetaan lahan sawah yang ada di Kabupaten Probolinggo dan dilaporkan secara online. Sehingga nantinya akn terjadi data yang benar-benar valid dan akurat. (Zidni Ilman)
SHARE

Author: verified_user

0 comments: