Wednesday, May 9, 2018

Desiminasi Teknologi Budidaya Dan Pembenihan Wader

SHARE

kraksaan online


Posted: 08 May 2018 05:10 PM PDT
DRINGU,KRAKSAANONLINE.COM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo, Selasa (8/5/2018) menggelar kegiatan bertajuk desiminasi teknologi budidaya air tawar berupa budidaya wader. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang peserta dari unsur pembudidaya dari Balai Benih Ikan (BBI) Banyuanyar dan Kolam Peragaan dan Pemasaran Ikan (PPI) Diskan Kabupaten Probolinggo.

Selama desiminasi teknologi budidaya air tawar ini, para pembudidaya mendapatkan materi tentang teknik budidaya wader dari narasumber yang berasal dari UPT PBAT (Pengembangan Budidaya Air Tawar) Umbulan.

Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi melalui Kepala Bidang Perikanan Budidaya Hari Pur Sulistiono mengatakan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh stok ikan yang mulai habis. Apalagi karena penangkapan yang tidak sesuai atau kegiatan yang merusak kelangsungan ikan.

"Hal inilah yang mengakibatkan jumlah ikan wader semakin lama semakin menurun. Oleh karena itu perlu dibudidayakan ikan wader sehingga tidak tergantung lagi dari produk alam," katanya.

Menurut Ipung, panggilan akrab Hari Pur Sulistiono, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan menyebarkan teknik budidaya dan pembenihan wader. Sekaligus mencegah kelangkaan benih ikan wader di Kabupaten Probolinggo.

"Para peserta ini rata-rata adalah para pembudidaya lele dan nila. Karena budidaya wader tidak beda jauh dengan lele dan nila. Kendalanya, karena sesuatu yang baru, wader suka kepada air yang mengalir, sehingga memerlukan air yang banyak, " tegasnya.

Dengan adanya kegiatan ini Ipung mengharapkan agar ke depan muncul pembudidaya wader sehingga tidak ada lagi penangkapan liar dengan menggunakan strom listrik dan beralih menjadi pembudidaya wader.

"Kalau tidak dibudidayakan dengan baik maka lama-lama keberadaan wader di Kabupaten Probolinggo bisa habis. Padahal prospek pemasarannya sangat bagus sekali. Terutama dalam memenuhi permintaan dari luar daerah yang bisa mencapai 1-3,5 kwintal per hari, " pungkasnya. (Zidni Ilham)
Posted: 08 May 2018 05:04 PM PDT
PROBOLINGGO,KRAKSAANONLINE.COM – Siapa sangka selain memiliki lautan pasir bromo, Kabupaten Probolinggo juga mempunyai hamparan luas savana (padang rumput) yang eksotis. Savana Sikasur namanya, kemolekan savana yang terletak di kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang (gunung Argopuro) itu bakal menjadi ikon destinasi wisata baru di Kabupaten Probolinggo.

Oleh karena itu sebagai langkah awal dan pengumpulan data, tim ekspedisi Percepatan Pembangunan Destinasi Wisata Kabupaten Probolinggo (eksekutif, legislatif dan KPH Probolinggo) bersama-sama lakukan ekspedisi perdana mengunjungi savana sikasur, Sabtu (05/05/2018) pagi.

Hal ini dilakukan setelah pihak Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo meyakinkan bahwa titik koordinat padang rumput yang masih dihuni oleh beberapa jenis satwa liar dan berpagar vegetasi langka itu masih termasuk dalam wilayah KPH Probolinggo/wilayah administratif Kabupaten Probolinggo.

BACA : 

Savana Sikasur Dipastikan Berada Di Wilayah Kabupaten Probolinggo


Dengan memanfaatkan transportasi ojek wisata yang telah lama tersedia di desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo, Tim yang terdiri dari berbagai unsur pimpinan di Kabupaten Probolinggo itu pun menerabas ekstrimnya medan terjal sepanjang jalur Baderan-Sikasur dengan jarak 20,9 kilometer.


untuk mencapai lokasi yang diinginkan tersebut bukanlah perkara mudah, trek menanjak berbatu, penuh halang rintang berupa ranting semak dan ilalang liar merupakan karakter jalur yang harus dilalui tim khusus itu. Bagi penggemar olahraga motor trail tentu jalur semacam ini menjanjikan kenikmatan tersendiri, namun bagi para pejabat yang sudah cukup berumur ini tentu akan menjadi "sesuatu" dan pengalaman tersendiri.

Setelah tiga setengah jam lamanya menerabas pekat hutan belantara, tim akhirnya menjejakkan langkah nya di hamparan padang rumput yang luas nya belum pernah terukur itu. Decak kagum pun seakan tak sanggup mereka sembunyikan ketika menikmati pesona alam yang belum banyak di ketahui umum itu.


Hal ini juga diungkapkan oleh Wahid Nurrahman, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo yang juga tergabung dalam tim ekspedisi khusus ini. "Dari usia kanak-kanak saya sudah sering mendengar adanya puncak Rengganis, Taman Hidup, dan Savana Sikasur di kawasan Gunung Argopuro ini, namun baru setelah berusia setengah abad saya baru bisa menikmati keindahan panorama ini," ungkap Wahid Nurrahman.

Melihat keindahan alam yang belum ia saksikan ini, pihaknya optimis jika potensi ini dikemas dan ditata dengan apik tanpa merusak alam yang ada, maka besar kemungkinan akan menarik minat investor untuk berinvestasi pada sektor pariwisata di Kabupaten Probolinggo.

Dengan memperbanyak opsi destinasi wisata, lanjut Wahid, setidaknya ada dua hal yang dapat disasar yaitu meningkatkan jumlah kunjungan wisata serta akan memperlama waktu tinggal wisatawan di Kabupaten Probolinggo.

"Kami sudah merencanakan pada saat pembahasan APBD 2018 yang lalu. Kami harap pada tahun 2019, semua program wisata yang sudah diprogram oleh Disporaparbud bisa kita genjot bersama," tandasnya.


Hal ini juga diamini oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Probolinggo, Sidik Widjanarko yang saat itu bertindak sebagai pimpinan ekspedisi. Ia mengemukakan percepatan pengembangan sektor wisata menjadi program prioritas bagi Pemkab Probolinggo.

"Setelah pengembangan wisata danau di kecamatan Tiris beberapa waktu lalu, kami kini fokus pada program B4 yaitu Bremi dengan air terjun, Taman Hidup dan Sikasur, Bromo dengan P30 nya, kemudian Bentar dengan konekting pulau Gili Ketapang dan pulau cinta, serta pengembangan wisata Bhinor," jelas pria berkumis tebal ini.


Terkait pada savana sikasur, Sidik mengutarakan juga tertarik pada pengembangan Ojek wisata di Kecamatan Krucil. Dengan adanya tambahan savana Sikasur dalam wilayah KPH Probolinggo tentu akan melengkapi desain destinasi wisata yang saat ini sedang di kembangkan di kecamatan Krucil yaitu pengembangan wisata air terjun Guyangan dan Darungan serta pembuatan menara pandang di sekitar Taman hidup.

"Ojek wisata hanya sampai air terjun dan taman hidup saja, sedangkan untuk menuju puncak Rengganis dan savana Sikasur, pengunjung harus trekking atau hiking," tegasnya.

Sementara Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Probolinggo, Tubagus Aep Sapiudin menambahkan, selain berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan PAD sektor wisata, pihaknya akan mensuport Pemkab Probolinggo untuk terus menciptakan ikon wisata di Kabupaten Probolinggo.

"Ada dukungan positif juga oleh warga masyarakat, pengembangan destinasi wisata ini diharapkan untuk di kelola secara maksimal baik oleh Pemkab maupun investor sehingga akan menarik minat wisatawan dan tentu akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat lokal," pungkas Tubagus.

Setelah berkeliling dan melihat sekitar savana sikasur, tim ekspedisi pun tidak berlama-lama dan segera bergegas menyudahi kegiatan tersebut. Begitu banyak pekerjaan rumah menunggu untuk mereka kerjakan. Tim khusus Percepatan Pembangunan Destinasi Wisata Kabupaten Probolinggo adalah salah satu bentuk ikhtiar Pemkab Probolinggo.

Tak terhitung berapa banyak waktu, tenaga dan pikiran yang telah mereka korbankan. Ekspedisi sikasur adalah salah satu dari ekspedisi-ekspedisi lain yang telah mereka lakukan. Demi satu tujuan yaitu terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang Baldatun, Toyyibatun, Warobbun Ghofur. (hendra)
Posted: 08 May 2018 04:44 PM PDT
PROBOLINGGO,KRAKSAANONLINE.COM – Savana (padang rumput) Sikasur yang berada di Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang (gunung Argopuro) dipastikan berada di wilayah KPH Probolinggo/wilayah administratif Kabupaten Probolinggo.

Hal ini diungkap oleh Administratur/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Probolinggo, Tubagus Aep Sapiudin saat memantau langsung status tatabatas dan kondisi sebenarnya savana Sikasur bersama tim ekspedisi Percepatan Pembangunan Destinasi Wisata Kabupaten Probolinggo, Sabtu 05/05/2018 siang.

"Status tatabatas Sikasur ini dapat di ketahui secara jelas dengan memanfaatkan aplikasi program pemetaan yang bernama Arcgis Esri. Titik koordinat yang sudah kita tandai dengan alat GPS map ini, nanti bisa kita lihat di aplikasi Arcgis tersebut," kata Tubagus.


Berdasarkan koordinat yang tertera pada GPSmap, kawasan ini terletak pada 7° 58′ LS dan 113° 37′ BT. Untuk di ketahui bahwa kegiatan penandaan koordinat tersebut diperkirakan berada di tengah-tengah kawasan savana sikasur, yaitu diantara puing reruntuhan bangunan kolonial belanda yang berada tepat diatas sungai Kolbu.

Seiring adanya polemik dan perdebatan yang mewarnai status keberadaan savana yang belum terukur secara jelas ini, Tubagus menegaskan bahwa apa yang sedang dilakukan itu bukan hanya semata-mata untuk menentukan status tatabatas saja. Namun pihaknya sedang serius berkontribusi pada sektor wisata dalam rangka peningkatan PAD Kabupaten Probolinggo.


"Setelah kita pastikan status dan batas – batas pada kawasan ini, Segera akan kita input via Google, sehingga tidak ada lagi perbedaan persepsi lagi. Jadi kawasan ini adalah berada di wilayah KPH Probolinggo, bukan daerah lain," tegas pria asal Jawa Barat ini.

"Melihat adanya potensi ini, kami bersama Pemerintah Kabupaten Probolinggo akan melangkah bersama dalam rangka menciptakan ikon wisata yang menjadi kedambaan di Kabupaten Probolinggo," tandasnya. (hendra)
SHARE

Author: verified_user

0 comments: